Bibir sungai Musi yang dipenuhi sampah bahkan berada tidak jauh dari Jembatan Ampera. Padahal lokasi tersebut selalu didatangi wisatawan baik lokal maupun mancanegara setiap kali datang ke Kota Pempek.
Ketua RT di Kelurahan 9 Ulu, Muhammad Saderi saat ditemui detikcom menyebut sampah terakhir dibersihkan akhir tahun 2017. Sejak saat itu, Pemkot Palembang dan Pemprov Sumael tak pernah datang lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain kurangya insiatif dari pemerintah, kesadaran warga disebut Saderi masih cukup rendah. Warga tetap nekat buang sampah di Sungai Musi meskipun telah disediakan tempat pembuangan sampah (TPA) di setiap kelurahan.
SAampah yang berada di bibir Sungai Musi rata-rata merupakan plastik dan tidak dapat didaur ulang. Akibatnya sampah kian membumbung tinggi jika terus dibiarkan.
"Kalau sekarang mungkin di sepanjang tepian Sungai Musi ini sampah semua. Kira-kira ada sampai 3 Km sampahnya, kalau dibiarkan terus pasti menumpuk," katanya.
"Warga sudah pernah gotong royong dan lama-lama bosan sendiri karena semakin hari semakin banyak. Sampah pun bukan dari warga sini saja, bahkan lebih banyak kiriman daerah lain," kata pria berusia 60 tahun tersebut.
Bau busuk sampah kian menyengat saat air Sungai Musi surut. Pada saat itu juga sampah telihat semakin menumpuk baik di Seberang Ulu maupun Seberang Ilir di Jembatan Ampera. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini