Drumblek merupakan kesenian musik yang menggunakan instrument dari piranti yang ada di dalam rumah atau sekitarnya, seperti tong plastik, 'blek' (tempat roti yang berbentuk bulat), ditambah dengan alat musik yang berasal dari bambu. Mereka memainkan alat-alat musik itu dengan berbaris dan berjalan sehingga mirip 'marching band'. Kemiripan dengan marching band, sebab drumblek merupakan kesenian yang menyesuaikan diri dengan perkembangan budaya milienal.
Sedang 'rodat' adalah paduan suara yang dibawakan oleh sepuluh hingga dua puluh orang dengan lagu-lagu yang bernuansa religi yang mengajak semua untuk mengingat pada Allah. Seni seperti ini disebut sebagai media dakwah ummat Islam kepada masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
mp
Baca juga: Zulkifli Hasan Terima Presiden Senat Ceko |
Dalam sambutan, sebelum pertunjukan seni dimulai, Fadholi mengajak masyarakat untuk mengenal Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tungga Ika secara mendalam. Dalam pemaparan, pria kelahiran Kendal, Jawa Tengah, itu mengurai secara detail nilai-nilai yang ada pada Empat Pilar.
"Pancasila sebagai dasar negara, UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara. Semua itu harus mampu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari," kata Fadholi dalam keterangan tertulis, Senin (17/9/2018).
Dijelaskannya, dengan acara ini, selain untuk mensosialisasikan dasar dan ideologi negara, juga untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah sehingga tidak punah keberadaannya.
Dalam kesempatan yang sama, Siti Fauziah menyebut sosialisasi yang dilakukan oleh MPR ditempuh dengan banyak cara.
"Salah satunya lewat drumblek dan rodat. Kerjasama yang mencerminkan dari Empat Pilar," tuturnya.











































