"Sudah dilaporkan ke Panglima (Pangdam XIV Hasanddin) dan TNI berupaya melindungi cagar budaya ini," kata Kapendam XIV Hasanuddin, Kolonel Inf Alamsyah saat berbincang dengan detikcom, Jumat (14/9/2018).
Alamsyah mengatakan TNI juga akan berkordinasi dengan Pemerintah Kota Makassar dan Pemerintah Provinsi Sulsel untuk memelihara tugu peringatan pendaratan TNI pada tahun 1949 ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Sejarawan Universitas Hasanuddin, Bambang Sulistyo mengatakan Tugu Pahlawan ini harusnya dirawat karena merupakan jati diri bangsa dan jangan sampai rusak.
"Ini kan tugu peringatan bersejarah yang menentukan masa depan, termasuk kita sebagai penduduk SUlsel. Di sini menempel identitas, jadi diri kita sebagai bangsa dan jangan sampai rusak," kata Bambang.
Dikatakannya, hingga akhir tahun 1950, Makassar merupakan bagian dari negara Federal Indonesia Timur yang dipimpin langsung oleh Ratu Belanda Wihelmina. Kedatangan TNI di Makassar di tahun itu untuk melawan tentara KNIL, disebut bagian dari upaya membebaskan Sulsel dari penjajahan.
"Harus dirawat betul-betul. Kalau perlu ditulis dengan ditinta emas. Jangan sampai kita tidak punya identitas, tidak ada acuan kita ke depan," ungkapnya
Tugu Pahlawan ini berada di jalan Ujung Pandang, Makassar, Sulsel dan berada tepat di depan benteng Rotterdam. Tugu ini tidak akan terlihat seperti tugu biasanya, karena telah tertutupi pedagang kaki lima yang berdiri di depannya. Selain itu, tugu ini telah kusam dan sampah-sampah yang menumpuk di pinggirannya.
Saat dikunjungi, Jumat (14/6/2018), terdapat banyak bongkahan kayu yang berada di bawah tugu, serta sebuah tumpukan pakaian jemuran di dalam sebuah keranjang yang berada di sampingnya. Tidak hanya itu, sampah bekas botol miras juga tergeletak di sana.
Masyarakat yang berada di dekatnya juga terkesan acuh dengan tumpukan sampah dan kayu itu. Saat dilihat lebih dekat, terdapat coretan cat akibat vandalisme, sementara cat-cat yang menempel pada tugu ini sudah kusam dan cenderung terkelupas.
Simak Juga 'Mengenang Perjuangan Arek-arek Suroboyo di Museum Tugu Pahlawan':
(tfq/asp)