Kepala Balai Arkeologi Sumatera Selatan Budi Wiyana mengatakan hasil penelitian awal diketahui, bangunan itu berdiri pada masa kolonial Belanda. Bahkan tangga-tangga susunan batu bata bukanlah dermaga.
"Saya baru saja pulang dari lokasi sama teman-teman arkeolog dan kami hanya ingin sampaikan bahwa tangga-tangga itu bukan dermaga. Itu seperti tangga di depan rumah menuju Sungai Musi," kata Budi saat dimintai konfirmasi detikcom, Jumat (14/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejarah Palembang ini panjang, banyak sekali. Tapi dapat saya pastikan bahwa tangga itu bukan dermaga. Setiap masa bisa dilihat dari gaya arsitekturnya seperti apa dan ini jelas bukan dermaga," tegas Budi.
"Arsitektur bangunan terlihat seperti zaman kolonial, yakni bangunan Indis yang kami perkirakan abad ke-20 atau sekitar tahun 1926. Secara kasatmata ini sudah terlihat," katanya.
Meskipun begitu, Budi tidak bisa melihat seluruh bangunan dan mengukur untuk keperluan penelitian. Hal itu dikarenakan rombongan peneliti sempat diusir oleh si pemilik lahan.
"Tadi belum selesai, kami 'diusir' sama si pemilik lahan. Tetapi warga menyebut di bangunan itu dulu ada rumah dan bagian halaman terdapat prasasti dan menyebut angka 1926 atau tak jauh dari angka itu," tutupnya. (asp/asp)