"Gajah anakan itu terjeratnya dua pekan yang lalu dan sudah kita lepaskan. Tapi dalam pemantauan tim di lapangan, kondisi kesehatannya terus menurun," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono kepada detikcom, Jumat (14/9/2018).
Pasca dilepaskan dari jeratan babi diharapkan anak gajah bisa bergabung kembali dengan kelompoknya. Sayangnya, selama dua minggu pengamatan di lapangan anak gajah hanya berputar-putar di lokasi semula.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama tertinggal dengan kelompoknya, pantauan tim BBKSDA di lapangan, terlihat kecenderungan berat badannya menurun.
"Tim juga melihat anak gajah mengalami diare terlihat dari kotorannya. Kita khawatir anak gajah kondisi kesehatannya terus memburuk," kata Haryono.
Baca juga: Anak Gajah di Sydney Mati karena Herpes |
Dengan kondisi tersebut, tim akhirnya memutuskan untuk mengevakuasi segera anak gajah ke PLG di Minas. Di PLG anak gajah tersebut mendapat perawatan tim medis.
"Jadi tadi malam tim langsung membawa anak gajah dari lokasi ke PLG," kata Haryono.
Tim evakuasi dan pengobatan dikoordinir Kepala Bidang Wil II, Heru Sutmantoro dengan didampingi drh Rini Deswita, drh Danang. Dibantu juga seorang dokter hewan dari Yayasan Asyari, drh Dita dan sejumlah perawat.
"Evakuasi anak gajah ini dibantu dengan gajah jinak bernama Indah yang melakukan penggiringan. Anak gajah digiring naik truk, dan tadi malam sekitar pukul 21.00 WIB sampai di PLG," kata Haryono.
Selama di PLG, anak gajah ini akan mendapat perawatan dan pengobatan lanjutan secara intensif. Anak gajah tersebut diberi nama Intan.
"Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak yang telah membantu proses evakuasi anak gajah tersebut," tutup Haryono.
Simak Juga 'Menyelamatkan Anak Gajah yang Terpisah dari Kawanannya di Aceh':
(cha/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini