"Jadi kalau ada ustadz, kyai atau ulama yang berani melakukan dakwah di tempat-tempat seperti itu menurut saya harus diberikan dukungan dan support," kata Zainut kepada detikcom, Kamis (13/9/2018).
Dakwah Gus Miftah di dunia remang-remang perlu didukung sepanjang dakwahnya dilakukan dengan cara yang benar, sesuai ketentuan, dan niat yang ikhlas. Dakwah demikian justru lebih baik ketimbang dakwah yang ternyata berisi ujaran kebencian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut saya dakwah di tempat seperti itu nilainya lebih mulia dari pada dakwah di tempat yang baik dengan komunitas yang baik tapi isi dakwahnya mengajak kepada kejahatan, penuh dengan ujaran kebencian, fitnah dan mengadu domba antarkelompok masyarakat," tutur Zainut.
Dia menjelaskan inti dakwah adalah mengajak manusia untuk menuju jalan kebaikan dengan cara yang bijaksana. Sasaran dakwah tidak terbatas kepada kelompok masyarakat yang sudah baik namun juga perlu dilakukan kepada masyarakat yang belum baik.
"Bahkan menurut saya justru kelompok ini yang perlu mendapatkan perhatian khusus, misalnya daerah lokalisasi, kampung narkoba, tempat-tempat perjudian, kelab malam atau daerah remang-remang yang penuh dengan kemaksiatan," kata Zainut.
Aksi Gus Miftah atau KH Miftah Maulana Habiburrahman menjadi viral setelah video kajian keagamaannnya di sebuah klub malam di Bali beredar di internet. Gus Miftah adalah pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji di Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Dia sudah delapan tahun menekuni dakwah di klub malam, 14 tahun berdakwah di kawasan prostitusi Yogyakarta, Pasar Kembang (Sarkem).
Tonton video Viral Dakwah di Klub Malam, KH Said Aqil: Saya Sendiri Tidak Mampu
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini