Dr.Freddy Guntur MS adalah salah satu dokter umum yang ambil bagian dalam jemput bola itu. Bagi Dr Freddy berkunjung ke Dusun Murpayung merupakan hal yang tak terlupakan karena medan yang dilalui dinilai berat.
"Ini pengalaman cukup luar biasa. Medan berat apalagi obat anak-anak itu kalau harus ngegerus susah. Kalau bawa sirup di botol gitu takut ada yang retak dan pecah. Karena jalan curamnya hampir 45 derajat ngeri jatuh, banyak risiko," jelas Freddy kepada detikcom di lokasi, Lombok Utara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bersama dokter Freddy, detikcom juga berkesempatan ikut dalam rombongan tersebut. Memang perjalanan yang dilalui cukup singkat dari pusat kota Tanjung. Kendati demikian, untuk masuk ke dalam dusun tersebut jalan yang dilalui cukup berat karena jalan rusak belum beraspal serta turunan tanjakan yang cukup curam. Tidak ada mobil yang bisa melalui jalan tersebut.
"Bagi saya ini bukan pengalaman pribadi pertama saya namun kondisi kegempaan ini membuat medannya menjadi berbeda walau kondisinya mirip. Dan dengan kondisi geografis kayak gitu bagi ibu hamil juga mengerikan juga karena turun gitu bisa-bisa melahirkan di tengah jalan atau kecelakaan karena semuanya panik memang lebih baiknya pihak kesehatan yang proaktif," lanjut dia.
Dia pun menemukan kasus atau penyakit yang cukup mengagetkan. Pasalnya ada anak berumur 3 tahun yang mengaku muntah mengeluarkan cacing.
"Dia muntah cacing udah 3 hari, ada batuk, pilek, demam, dia juga kondisinya dehidrasi. Saya kirim ke puskesmas setidaknya dia diobservasi dulu," sambung lagi.
Oleh karena itu, Freddy menyarankan agar tenaga medis lebih proaktif menyikapi kasus-kasus penyakit yang muncul pascagempa. Dokter umum lulusan UGM ini pun merasa senang ikut ambil bagian dalam tugas kemanusiaan ini.
Senior Manager CSR PLN Ida Zubaidah mengatakan program PLN Peduli ini merupakan kelanjutan dari program CSR sebelumnya yang terlebih dahulu berjalan.
"Sejak awal gempa PLN sudah mulai turun, PLN mengirimkan tim reaksi cepat PLN untuk langsung turun membantu di sini. Tugasnya men-support di bidang kelistrikan, membuka dapur umum, juga membantu memberikan makanan, membersihkan puing-puing," jelas Ida.
Adapun bantuan berupa makanan yang dibagikan hingga 6.000 nasi bungkus, air bersih, tenda, dan lain-lain. Kendati demikian, Ida mengatakan fokus bantuan kali ini fokus terhadap recovery atau pemulihan jasmani dan rohani korban gempa.
"Mudah-mudahan dengan kita mendatangi bisa lebih baik lagi. Kita beri bantuan alat kesehatan di Lombok Utara ke 10 puskesmas," terang di lagi.
Sementara itu, Direktur RSCM Lies Dina Liastuti mengatakan tujuan kedatangannya, selain membantu korban gempa Lombok juga guna memberikan dukungan terhadap tenaga medis lokal yang telah bekerja padahal mereka juga korban gempa.
"kami ingin membangkitkan kembali semangat dan trauma tenaga kesehatan bukan hanya kepada masyarakat. Tentu mereka adalah korban yang harus menolong korban lain. Kami dari pusat ingin menunjukkan kami peduli, mereka juga sudah sangat lelah, jadi lumayan kedatangan kita membuat mereka istriahat." kata Lies. (mul/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini