Siswa SD di Makassar Bantah Jadi Bandar Sabu!

Siswa SD di Makassar Bantah Jadi Bandar Sabu!

Muhammad Taufiqqurahman - detikNews
Senin, 10 Sep 2018 16:37 WIB
Ilustrasi (dok.detikcom)
Makassar - Bocah SD yang diburu polisi karena diduga bandar narkoba di Makassar akhirnya menyerahkan ke kantor polisi dengan diantarkan oleh kedua orangtuanya. Ia membantah menjadi bandar sabu dan 'dijebak'.

Tidak ada yang dapat menyangka bocah ini memiliki perawakan kecil dan raut muka yang sangat polos. Tingginya kira-kira baru 1 meter dengan postur tubuh kurus kecil dengan kulit hitam.

"Di bungong (sumur) besar saya ketemua dia (anak SMP yang ditangkap mengedarkan sabu). Kupanggil untuk pergi beli nasi kuning," kata bocah itu saat ditemui detikcom, di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Makassar, Jalan Toddupuli Raya, Makassar, Senin (10/9/2018)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bocah ini terlihat sedang bermain kejar-kejaran dengan anak-anak lainnya. Bocah ini disebut telah diserahkan oleh Polsek Tallo pada Jumat (7/9) malam lalu, untuk mendapatkan pendampingan.


Saat berbincang dengan detikcom, bocah ini terlihat sangat kaku dan ekpresi mukanya tegang. Namun lambat laun, suasana pun cair.

Dikatakannya, dia mendapatkan barang sabu itu saat bermain dengan temannya seorang anak SMP yang juga telah ditangkap oleh polisi. Setelah pulang membeli nasi kuning, dia dan kawannya kembali ke sumur di daerah Panampu, Makassar. Sumur itu berada di sebuah bekas gardu Posyandu yang berada di Jalan Gotong-gotong.

Di sanalah, bocah itu mengaku menemukan sebuah paket sabu yang tergeletak di samping sumur yang kering.

"Saya temukan di samping sumur. Barang itu sudah saya lihat lama ada di sana dan saya minta teman saya jual seharga Rp 200 ribu," terangnya.


Dari keterangannya, di sumur itu sering terjadi transaksi jual beli narkoba. Dia mengatakan sering melihat transaksi itu berlangsung.

"Itu pendatang yang ke sana. Kalau dikejar sama polisi, barangnya dibuang ke dekat sumur,"ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Tim Reaksi Cepat (P2TP2A) Makassar, Makmur yang ikut mendampingi bocah itu mengatakan, kondisi psikologis bocah yang berumur 13 tahun ini sudah mulai membaik.

"Pertama kali datang ke sini dia mengamuk menangis. Sampai guling-guling di lantai. Namun lama kelamaan dia mulai betah di sini karena di sini kan bukan penjara dan dia bisa bermain sama teman-temannya," ucapnya. (fiq/asp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads