Kisah Srimulat 'Lari' dari PKI

Kisah Srimulat 'Lari' dari PKI

Pasti Liberti - detikNews
Senin, 10 Sep 2018 14:02 WIB
Ilustrasi (Edi Wahyono/detikcom)
Jakarta -

Suatu malam pada 1965, tak lama sebelum geger 30 September, Srimulat berbisik di telinga Teguh Slamet Rahardjo, suaminya. "Sebentar lagi bakal ada ontran-ontran. Pak Jenderal meminta kita berhati-hati. Sebaiknya kita tidak pulang dulu ke Solo untuk waktu cukup lama," kata Srimulat, dikutip Sony Set dan Agung Pewe dalam bukunya, 'Srimulat: Aneh yang Lucu!'. Raden Ayu Srimulat dan Teguh merupakan pendiri kelompok hiburan Srimulat.

Saat itu Srimulat sudah dua tahun hijrah dari Solo ke Surabaya. Tak cuma para pelawak dan awak Srimulat yang boyongan ke Surabaya, tapi juga berikut semua anggota keluarganya. Boyongan Srimulat besar-besaran ini juga merupakan ide dari Srimulat. Melihat situasi politik di Solo makin panas, Srimulat merasa kelompok mereka harus pindah jika ingin bertahan hidup.

"Situasi negara sedang gonjang-ganjing. Sebaiknya seluruh anak panggung dan artis kita pindah ke Surabaya," Srimulat menyampaikan usulnya ke Teguh. Teguh tentu saja kaget bukan kepalang mendengar ide istrinya. Memindahkan belasan orang saja sudah sulit, apalagi memindahkan puluhan anggota Srimulat. Tapi Srimulat terus meyakinkan Teguh. "Jika mereka tak pindah ke Surabaya, aku takut mereka akan jadi korban."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika itu, gesekan antara kelompok-kelompok 'kiri' dengan lawan-lawan politiknya makin sering terjadi. Masing-masing kelompok berusaha menarik sebanyak mungkin pendukung ke kubunya. Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), yang punya hubungan dekat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), sudah lama 'memepet' Srimulat agar mau bergabung dengan Lekra. Srimulat dan Teguh, yang memang tak tertarik dengan politik, tak mau terseret dalam perkubuan itu. Agar tak terus diganggu, Srimulat mencari perlindungan kepada tentara.

Bagaimana kisah Srimulat melewati badai, simak kisah lengkapnya di detikX, Hijrah Srimulat dan Kisah Keris Asmuni

(pal/sap)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads