Mereka menumpangi pesawat Saudia Airlines dan Garuda Indonesia. Sehari sebelum keberangkatan, koper jemaah yang masuk bagasi pesawat sudah ditimbang dan diperiksa pihak muassasah, tim pelayanan pemulangan (Yanpul) panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH), dan maskapai. Jika tidak bermasalah, koper mereka dibawa ke bandara untuk segera dimasukkan ke pesawat.
"Sejak sepekan terakhir, tim Yanpul sudah menyosialisasikan aturan dan standar barang bawaan yang dibolehkan masuk bagasi," ujar Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah Muhammad Khanif di kantornya pada Minggu, (9/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jemaah hanya dibolehkan membawa cairan sebanyak 100 mililiter ke dalam kabin pesawat. Kalau melebihi jumlah itu, petugas bandara akan membongkar bawaan jemaah. Jika tas dibongkar, maka barang bawaan jemaah akan berisiko rusak dan hilang.
Aparat Saudi dan PPIH mengklaim tak akan bertanggung jawab terhadap hal tersebut. Hal itu juga memperlambat pergerakan jemaah memasuki pesawat, dan merembet kepada keterlambatan lepas landas menuju Indonesia.
Pihaknya berpesan agar mereka menjaga kemabruran haji. Pesan takwa di dalam ibadah tersebut harus diterapkan dan didakwahkan kepada masyarakat di kampung halaman.
"Sejak selesai prosesi haji, konsultan ibadah selalu menyamaikan hal tersebut kepada jemaah selama di Madinah. Kami berharap mereka menginspirasi kerabatnya setelah kembali ke rumah," kata Khanif.
Jemaah Haji Indonesia Serbu Kebun Kurma di Madinah, Simak Videonya:
(idn/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini