Mina Jadid atau Mina baru merupakan kawasan perluasan Mina. Sebagai kawasan perluasan, dia berada di ujung Mina yang mepet dengan Muzdalifah. Dengan kata lain, Mina Jadid adalah kawasan yang letaknya paling jauh dengan Jamarat, tempat melempar jumrah. Jarak antara Mina Jadid dengan Jamarat sejauh 11,7 Km, untuk perjalanan pulang balik.
Jarak tersebut tentu sangat jauh untuk jemaah haji, terutama bagi jemaah haji yang berusia lanjut maupun dengan risiko tinggi. Oleh karena itu Kemenag mengkaji untuk tak lagi menggunakan maktab 1-9 yang merupakan kawasan Mina Jadid.
Dari persoalan itu, muncul ide dari Kemenag untuk memindahkan jemaah haji yang berada di Mina Jadid ke hotel-hotel yang lokasinya berada di Jamarat. Jemaah haji yang berada di kawasan Mina Jadid berjumlah kurang lebih 27 ribu orang. Wacana ini sedang dikaji dan belum ada keputusan final.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Opsi solusi yang mengemuka adalah dengan cara mabit bergerak. Jemaah akan bergerak secara dinamis saat malam hari di kawasan untuk mendapatkan syarat mabit. Mengapa harus bergerak? Pemerintah Arab Saudi cenderung melarang berkumpulnya jemaah di satu titik apalagi dalam jumlah besar karena akan menghambat pergerakan di Mina.
"Ini yang sedang kita bicarakan. Jadi misalkan yang dipersoalkan oleh pihak Arab Saudi adalah berkumpulnya jemaah, bukan bergeraknya, maka jadinya nanti kita akan melakukan pergerakan jemaah yang dinamis di sekitar Jamarat. Pola-pola ini sedang kita pelajari," ujar Kepala Daker Mekah Endang Jumali saat melakukan kunjungan ke Madinah, Sabtu (8/9/2018) malam.
Dalam opsi ini, petugas nantinya juga akan tetap mengawal para jemaah yang melakukan mabit dengan cara bergerak secara dinamis.
"Petugas juga nantinya akan standby di situ. Ini salah satu opsinya," ujar Endang yang sehari-hari menjabat sebagai Kasubdit Bimbingan Ibadah Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag ini. (fjp/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini