Dulu Pembuat Tato, Kini Jadi Penghapus Tato

Dulu Pembuat Tato, Kini Jadi Penghapus Tato

Baban Gandapurnama - detikNews
Kamis, 06 Sep 2018 11:25 WIB
Foto: Wang He/Getty Images
Jakarta -

Kini Sandi Widodo memelihara jambang lebat, rajin shalat, mengaji dan ibadah di masjid. Namun masih ada banyak 'bekas' dari masa lalu Sandi Widodo di wajah, seluruh lengan, leher hingga punggungnya. Sekujur tubuhnya penuh tato. Dulu, Sandi tak cuma suka merajah tubuhnya. Dia sendiri seorang seniman tato. Cari saja nama Aki Tattoo di internet, masih banyak foto rajah karya Sandi.

Sandi kenal tato pertama kali pada 2006. Tak cuma mulai merajah tubuhnya, Sandi juga mulai kenal dengan obat-obat terlarang. Dari seorang teman, dia mulai belajar membuat tato. Dia memang punya bakat seni dan sempat belajar desain grafis. Tiga tahun kemudian, mesti ditentang keluarga, dia memutuskan mencari nafkah dengan menjadi seniman tato. Sandi sempat menetap dan menjual jasanya sebagai seniman rajah di Bali.

"Entah sudah berapa banyak tubuh orang yang saya rusak," kata Sandi, kini 32 tahun. Bertahun-tahun meninggalkan rumah orang tua, Sandi merasa ada yang 'kosong' dalam hidupnya. Sandi yang berasal dari keluarga religius memutuskan pulang dan mulai belajar kembali ajaran Islam. Empat tahun lalu, dia berhenti jadi seniman tato. Dalam Islam, menurut sejumlah hadist, merajah tubuh memang merupakan hal terlarang. Untuk bertahan hidup, Sandi sempat jadi tukang ojek, sebelum akhirnya membuka usaha sablon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai mantan seniman tato, Sandi merasa punya dosa yang harus ditebus. Pada Juli 2017, lewat situs Kitabisa.com, dia membuka penggalangan dana untuk program penghapusan tato. "Saya buat Tatto Hijrah Removal ini memang dengan niat menebus dosa-dosa saya dahulu sebagai seniman tato," kata Sandi. "Aku ingin mengabdikan hidupku, membelokkan setir dari seorang pembuat tato menjadi seorang penghapus tato." Sandi berhasil mengumpulkan dana Rp 90,4 juta. Dana itu dia pakai untuk membeli dua alat laser penghapus tato dan membuka klinik penghapusan tato di rumahnya di Tangerang Selatan.

Sandi sudah 'bertobat' dan berhenti bikin tato. Bagaimana kisah lengkapnya, baca di DetikX, Hijrah Sang Perajah

(bbn/sap)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads