"Optimistislah, jelas nggak bisa disamakan apa yang dihadapi pemerintah dengan pelemahan nilai rupiah saat ini, seakan-akan sama seperti krisis yang kita hadapi pada 1998. Jauh beda itu," kata Paloh kepada wartawan di kantor DPP NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu (5/9/2018).
Meskipun saat ini mata uang rupiah semakin lemah dan dolar semakin perkasa, Paloh yakin kondisi ekonomi Indonesia yang saat ini terjadi masih bisa stabil. Ia juga menjelaskan faktor-faktor yang mengakibatkan rupiah semakin lemah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paloh mengatakan, tadi pagi saat menghadiri pelantikan gubernur di Istana Negara, dia sempat berbincang dengan Presiden Joko Widodo. Dalam kesempatan itu, Paloh memberi masukan kepada Presiden Jokowi untuk menangani masalah terkait rupiah ini.
"Coba berapa hal lain tambahan untuk keluar dari itu, misalnya manfaatkan hubungan baik dalam satu diplomasi khusus antara Indonesia dan negara-negara sahabat. Mungkin tak banyak, dua-tiga negara sahabat, Amerika sekalipun, China, Qatar di Timteng. Presiden bolehlah telepon-telepon mereka, tanya gimana nih rupiah nih kalau kita jaga bersama, bagus," kata Paloh.
Baca juga: Kubu Prabowo vs Jokowi Soal Dolar Meroket |
Selain itu, Paloh setuju dengan argumen bakal cawapres Sandiaga Uno yang menyebut politikus shut up berkomentar mengenai rupiah yang melemah. Paloh menyebut mudah merusak negeri hanya dengan terus mengomentari lemahnya rupiah, tapi sulit untuk membangkitkannya kembali.
"Wajarlah, memang sebaiknya begitu. Kan gampang merusak negeri kita sendiri untuk dan atas nama demokrasi, memperbaikinya itu yang tak mudah. Kita mau maju bisa, kita mau mundur bisa saja, tapi bagi siapa itu? Saya kira bagi orang yang nggak punya nurani bagi negeri ini," imbuhnya. (rna/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini