Tetangga Toni Pasrah, Tinggalkan Harta Asal Nyawa Selamat
Rabu, 10 Agu 2005 18:12 WIB
Jakarta - Kobaran api yang melahap rumah Toni Wijaya sempat membuat panik tetangganya. Saking paniknya, banyak warga yang rela meninggalkan harta benda mereka asal nyawa keluarganya bisa diselamatkan.Meski begitu, warga yang jaraknya agak jauh dari rumah Toni di Jalan Hadiah II No. 17, Kelurahan Jelambar, Kecamatan Grogol, Jakarta Barat, masih sempat mengeluarkan barang-barangnya. Zenzen (35), yang rumahnya tepat berada di sebelah kiri rumah Toni, kepada detikcom mengaku saat kebakaran kebetulan dia tidak ada di rumah. Rumahnya hanya dijaga seorang anggota keluarganya. "Saya tidak mengeluarkan barang-barang. Saya hanya mengeluarkan tas kecil berisi surat-surat berharga," kata kerabat Zenzen yang menolak disebutkan namanya itu.Begitu juga dengan Hendra yang letak rumahnya persis di belakang rumah Toni. Dia mengaku pasrah dan sama sekali tidak mengeluarkan harta bendanya. Yang ada di dalam pikiran Hendra (40), saat itu hanyalah menyelamatkan istri dan ketiga anaknya, serta surat kepemilikan rumah."TV, kulkas dan alat elekronik lainnya serta perabotan tidak saya keluarkan. Saya hanya bisa pasrah saja," ungkap Hendra.Kondisi sebaliknya terjadi pada rumah-rumah yang letaknya lebih jauh dari kediaman Toni. Sekitar 10 rumah setelah rumah Hendra, para warga sibuk mengeluarkan barang saat api berkobar di rumah Toni pada pukul 05.00 WIB.Kepanikan warga cukup beralasan, karena sebagian besar rumah yang persis berada di belakang rumah Toni terbuat dari kayu dan letaknya berdempetan satu sama lain."Karena saya takut rumah saya juga kena, barang-barang semuanya saya keluarkan, seperti perabotan, TV, kulkas dan alat elektronik lainnya," kata Sri (40). Pengakuan itu diamini Sumarni, tetangga Sri yang juga melakukan hal yang sama.Saat si jago merah beraksi, warga setempat sebenarnya telah mengantisipasi agar kebakaran tidak menjalar ke bangunan rumah kayu yang ada di belakang rumah Toni. "Ada sebagian warga yang menyiapkan ember-ember berisi air dan selang agar api tidak menjalar. Sebagian warga lainnya bersiaga di belakang rumah Toni dan sebagian lagi memadamkan rumah," ungkap Sumarni.Sayangnya, meski berhasil menahan laju api, warga tidak berhasil menolong keluarga Toni yang ikut terpanggang. Sembilan orang penghuni rumah langsung tewas di tempat.Kesembilan orang itu adalah Toni Wijaya alias Amao (40), istrinya yang bernama Mariance alias Cencen, dua anak mereka Kevin (6) dan Eben (5), adik Cencen bernama Pingping, adik Toni Wijaya bernama Akiat alias Anton, istri Akiat, Ellen, dua anak Akiat yang bernama Stefani dan Anneke (18).
(umi/)