Pengungsi NTB Keluhkan Mahalnya Sewa Truk untuk Buang Puing

Pengungsi NTB Keluhkan Mahalnya Sewa Truk untuk Buang Puing

Harianto - detikNews
Selasa, 04 Sep 2018 12:04 WIB
Pengungsi mengumpulkan puing gempa NTB. (Harianto/detikcom)
Mataram - Lebih dari dua pekan ratusan ribu warga Lombok Barat mendiami lokasi pengungsian. Mereka pun sudah letih dan ingin kembali hidup sama seperti sebelum lindu mengguncang kampung halamannya.

"Kami ingin segera kembali ke lokasi rumah kami. Di sini pun kami meminjam tanah kebun milik orang lain untuk mengungsi," kata seorang warga Dusun Kekait II, Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Karmin, kepada detikcom, Selasa (4/9/2018).

Karmin mengaku ingin berdiam lama walaupun memakai terpal di tanah tempat sisa puing reruntuhan rumahnya. Karmin beserta 150-an keluarga di RT 1 ingin segera menyingkirkan puing-puing rumah mereka. Namun, karena jumlahnya banyak, penuh debu, dan biaya angkut yang mahal, mereka urung melakukannya secara mandiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sulit bagi kami melakukannya secara manual karena volume puing yang banyak," tuturnya.


Para pengungsi di dusun itu ingin segera kembali bekerja dan menjalani hidup secara normal. Mereka ingin bekerja dan segera pulih dari trauma gempa. Ada beberapa warga yang sudah mengumpulkan puing rumahnya, tapi kini terhadang biaya angkut dari lokasi ke tempat pembuangan.

"Sekali angkut dump truck, harus berbiaya Rp 200 ribuan. Saya tidak mampu kalau harus mengeluarkan biaya yang besar," tambah Karmin memperkirakan sampah puing rumahnya saja bisa lebih dari 15 truk.

"Berapa biaya yang harus saya keluarkan hanya untuk biaya angkutan," ujarnya getir.

Sebelumnya, menyikapi masalah pembuangan puing reruntuhan rumah warga ini, Kepala Dinas PUPR Lombok Barat, I Made Arthadana, seperti lempar handuk. Melihat kondisi kerusakan yang masif, pihaknya tidak bisa berbuat banyak.

Di samping karena tingkat penyebaran sampai ke pelosok-pelosok, keterbatasan alat berat membuat pihaknya tidak mampu bergerak cepat dan optimal.

"Bagaimana mau cepat, kita hanya punya 1 ekskavator, 1 backhoe loader, dan 1 dump truck," tutur Made.


Ia meminta pihak swasta membantu menangani masalah tersebut.

Dengan keterbatasan alat berat, Made mengaku pihaknya sudah melakukan hal tersebut semampunya. Pihaknya pun sudah melakukannya di banyak titik tempat.

"Hari ini kami bergerak melakukan pembersihan di Desa Bengkaung. Kemarin kita di Desa Dopang," ujarnya.

Untuk diketahui, kerusakan di Lobar akibat gempa mencakup 57.614 rumah, 108 tempat ibadah, 84 fasilitas kesehatan, 294 sekolah dan madrasah, serta jembatan dan toko/kios. Untuk rumah, Made mengaku pihaknya sudah memverifikasi 40,3 persen dari seluruh rumah yang rusak.

"Total per hari kemarin adalah 23.242 unit rumah. 12.880 kategori rusak ringan, 4.797 rusak sedang, dan 5.568 unit rusak berat," jelas Made. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads