"Saya waktu awal tahun 90 itu ingin mendorong kewirausahaan sosial, social entrepreneurship, hari ini saya dikasih lihat untuk pertama kali di Islamic boarding school Nurul Iman. Ini semua gratis," ujar Sandi di Al-Ashriyyah Nurul Iman, Parung, Bogor, Jawa Barat, Senin (3/9/2018).
Sandi mengatakan, setiap harinya ponpes ini bisa menyediakan 7 ton makanan untuk 15 ribu santri. Para santri yang ada di ponpes juga didanai untuk bekal pendidikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, Ponpes Al-Ashriyyah jadi bukti nyata santripreneur di Indonesia. Sebab santri juga diajarkan berwirausaha.
"Santripreneurnya tuh di sini. Edukasi gratis yang didanai oleh social entrepreneurship unit usaha seperti pabrik roti, makanan, peternakan pertanian, perikanan. Jadi umi ini menunjukkan bahwa kita gerakan kewirausahaan kita akan lahir institusi pendidikan yang kuat, yang membuka lapangan kerja seluas-luasnya," kata Sandi.
Sementara itu, Uni Waheeda menjelaskan ponpes ini bertujuan untuk mendidik santri menjadi sebagai seorang pemimpin. Dia juga ingin melahirkan pengusaha mandiri.
"I am teaching all my student bagaimana mereka menjadi seorang pendidik pengusaha, pemimpin yang fatonah, amanah. Kita the richest country in the world, we don't the world, the world needs us. Tapi sekarang bangsa Indonesia bangsa yang very sad, saya pindah warga negara dari Singapura ke Indonesia karena saya ingin bebas. Mereka harus jadi sosial entrepreneur," kata Waheeda. (idn/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini