Koordinator Nasional Kiai Ma'ruf Amin, Khairi Fuady, menyatakan deklarasi itu menyikapi situasi bangsa yang disebut semakin terpolarisasi ke arah perpecahan dan disintegrasi. Silaturahmi ke beberapa tokoh lintas agama dipandang diperlukan.
"Untuk melawan provokasi kebencian tidak boleh dengan kebencian yang sama. Kita konsisten dengan cara damai dan bermartabat, dialog, dan harmonisasi," ungkap Khairi dalam keterangan pers yang diterima detikcom, Senin (3/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Khairi mengklaim beberapa kelompok lintas agama menyambut antusias rencana deklarasi antiprovokasi tersebut. Mereka berharap semua pihak mampu menahan diri dan mampu menciptakan iklim demokrasi yang beradab serta memberikan pencerahan untuk masyarakat.
"Sudah selayaknya. Demokrasi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan. Bukan dengan kebencian dan sentimen keagamaan, " tambah Khairi.
Sementara itu, Bhikkhu Bhante Dhammosubo mengaku senang terhadap gagasan membangun kebersamaan antarumat beragama. Menurut Bhante, generasi muda harus dijaga dalam keharmonisan.
"Sejarah bangsa ini adalah sejarah yang harmoni. Ini yang senantiasa harus kita semai dan kita jaga sebagai anak bangsa," pesan Bhante. (fai/gbr)