"Kami meminta kepada PBB untuk memastikan nasib kami dan mereka jangan hanya diam," kata seorang pengungsi asal Afganistan, Ashadullah, di Makassar, Sulsel, Senin (3/9/2018).
Dia adalah salah satu pengungsi yang tinggal di Makassar sejak lima tahun lalu. Mereka berharap segera diberangkatkan ke negara yang mereka ingin tuju.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini nasib mereka berada di tangan UNHCR, yang mengurusi pengungsi di Makassar. Rata-rata pencari suaka ini berasal dari Afganistan, Myanmar, dan negara-negara konflik lainnya di Asia.
"Kami hanya ingin proses pemindahan kami segera diurus oleh pihak UNHCR," ucapnya.
Dikatakannya, ada sekitar 1,5 juta pengungsi yang berada di Makassar saat ini. Mereka ditempatkan di rumah-rumah Imigrasi yang telah disiapkan oleh pemerintah dan UNHCR.
Selama berada di Makassar, mereka mengaku mendapatkan uang bulanan dari PBB, meski hal itu dianggap kurang mencukupi.
"Ya, kami mendapat uang makan per bulan Rp 1,2 juta. Namun uang makan saja. Kami pun tidak dapat bekerja di sini," kata dia.
Meski mendapatkan jatah uang makan, dia mengaku tidak ada kesempatan bagi dirinya dan pengungsi lainnya untuk menjadi warga negara Indonesia. Hal ini juga telah disampaikan oleh pihak pemerintah kepada mereka sebelumnya.
"Karena itu, kami meminta segera dikirim ke Australia, New Zealand, Kanada, dan Amerika Serikat. Ini menyangkut soal hidup kami ke depan. Kami juga ingin hidup normal seperti orang-orang lainnya di sini," sambungnya. (fiq/asp)