"Itu kan sejalan dengan isyarat yang diberikan Jokowi dan Prabowo. Justru itu sangat bagus karena tagar itu kan bukan sekadar tagar. Kenapa dia pakai tagar, karena supaya viral," kata Ade di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta Pusat, Kamis (30/8/2018).
Ade menilai kemunculan tagar itu bisa mempengaruhi tensi di masyarakat. Namun hal itu juga tergantung pada sikap tim masing-masing kubu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia berpendapat momen pelukan Jokowi-Prabowo punya pesan persatuan di tengah persaingan. Menurutnya, pesan itulah yang harus ditangkap untuk mengurangi tensi menuju Pilpres 2019.
"Sebetulnya pesan yang sangat penting buat seluruh bangsa Indonesia bahwa pada dasarnya, walaupun mereka bersaing memperebutkan posisi nomor satu di Indonesia, mereka tetap bersahabat, tetap bersatu, berdamai, sehingga seharusnya kalangan pendukung masing-masing itu menangkap isyarat, kalau bisa, kita kurangilah tensi ketegangan menuju 2019 ini," tuturnya. (abw/idh)