"Kritik terhadap DPR RI tak boleh mati. Kritik terhadap DPR RI sebagai lembaga perwakilan merupakan sebuah keniscayaan dan keharusan. Selain sebagai vitamin, kritik menjadi stimulus yang menjamin kinerja DPR RI selalu on the track," ujar Ketua DPR RI Bambang Soesatyo dalam keterangan tertulis, Kamis (30/8/2018).
Lomba stand up comedy 'Kritik DPR' dimenangkan komika Aji Pratama dengan membawa hadiah Rp 25 juta, diikuti Marshel Widianto diperingkat kedua dengan hadiah Rp 15 juta, dan Kiki Saputri di posisi ketiga dengan hadiah Rp 10 juta. Tampil sebagai dewan juri stand up comedy antara lain Cak Lontong, Effendi Ghazali, dan Iwel Sastra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain lomba meme dan stand up comedy 'Kritik DPR', ada pula lomba essai 'Kritik DPR'. Adapun pemenang lombadari lomba essai 'Kritik DPR' ini adalah Alif Syuhada dengan judul 'Kritik Setandan Pisang', juara kedua Abdul Waid dengan judul 'Bhinneka Tunggal Ika: Sikap Politik DPR Demi Kepentingan Masyarakat Majemuk atau Kelompok Tertentu', dan juara ketiga Dara Salsabila dengan judul 'Mau Hak Kok Kerjaan Lambat'.
Dari ketiga kategori lomba meme, essai, dan stand up comedy, dewan juri kemudian memilih satu orang pemenang utama untuk mendapatkan hadiah sepeda motor Vespa dari Ketua DPR RI. Dewan juri menetapkan juara pertama stand up comedy 'Kritik DPR', Aji Pratama sebagai pemenang utama lomba 'Kritik DPR' ini.
Bamsoet mengungkapkan, dirinya sengaja memilih meme dan stand up comedy sebagai ajang perlombaan. Selain untuk menghidupkan tradisi kritik dari kalangan milenial, juga untuk membiasakan DPR RI tak kaku dalam menghadapi kritik yang datang.
"Meme dan stand up comedy sengaja dipilih karena keduanya sedang booming di berbagai platform media sosial, khususnya di kalangan generasi milenial. Selain kritik yang datang dari para aktivis pergerakan mahasiswa maupun organisasi kemasyarakatan, DPR RI juga ingin mendengar suara-suara kritik dari generasi zaman now," ungkapnya.
Lebiih lanjut menurutnya, meme sudah menjadi kebiasaan baru dalam komunikasi masyarakat dalam menyampaikan pesan. Menampilkan kombinasi foto dan teks, meme seringkali ditunjukan untuk merespon suatu isu maupun perbincangan politik dalam diskursus sosial. Begitupun dengan stand up comedy yang seringkali terdengar satir dan menohok yang dikemas dengan humor.
"Kritik yang ditampilkan para peserta lomba melalui meme maupun stand up comedy sangat tajam sekali. Melalui meme dan stand up comedy, kita bisa melihat bahwa masyarakat mempunyai kesadaran kritis. Inilah realitas yang harus diterima oleh setiap anggota dewan maupun tim dari sekretariat jenderal, sehingga DPR RI bisa terus memperbaiki kinerja dirinya," jelasnya.
Tak hanya 11 komika yang maju sebagai finalis stand up comedy, para dewan juri seperti Cak Lontong, Effendi Gazali, dan Iwel Sastra serta pembawa acara Mufti Sembako juga sesekali melempar candaan mengkritik DPR RI. Ini menambah kesegaran suasana. Para penonton, termasuk Bamsoet, dibuat tertawa terpingkal-pingkal.
"Terus terang saya tak menyangka, para peserta sangat kreatif dan cerdas. Mudah-mudahan DPR RI bisa terus memperbaiki diri, sehingga ke depannya para komika akan kesulitan meramu kata-kata dalam mengemas kritik menjadi bahan materi stand up comedy," pungkas Bamsoet. (idr/idr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini