"Kalau Presiden itu niatnya untuk kepentingan di luar ekonomi, politik, mungkin forumnya nggak akan terbuka seperti kemarin itu. Yang semacam itu tertutup saja, nggak mungkin publik tahu. Yang kedua, sepanjang 2 jam pertemuan kemarin itu justru presiden mendengarkan apa saja yang ada dalam kepala pengusaha muda selama ini. Kan mereka sekarang dalam pucuk pimpinan grup dan mungkin 5 tahun lagi juga akan menjadi memegang penuh," ujar staf khusus Presiden bidang ekonomi Ahmad Erani Yustika di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (28/8/2018).
Erani menjelaskan, konglomerat milenial yang tergabung dalam Kadin tersebut memberikan input soal kondisi dunia usaha di lapangan. Selain itu, mereka mengapresiasi eksekusi proyek-proyek yang mangkrak di pemerintahan sebelum nya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Para konglomerat milenial tersebut juga meminta Jokowi memperhatikan kualitas tenaga kerja terampil di lapangan. Kebutuhan akan SDM terampil diperlukan untuk mendorong perekonomian.
"Sambil mereka bilang 'Pak, kami mau mendorong ekonomi kita. Tapi di lapangan kayaknya susah dapat tenaga kerja terampil, mohon ke depan isu keterampilan SDM diperhatikan pemerintah'. Mungkin ketika tahun depan ekonomi pulih, atau 2 sampai 3 tahun lagi pulih, kami akan angkat tenaga kerja yang punya kapasitas itu. Makanya pembangunan SDM menjadi salah satu yang mereka harapkan," urainya.
Erani menegaskan bahwa Kadin yang meminta untuk bertemu Jokowi. "Bukan undang. Audiensi sebetulnya. Mereka meminta audiensi lama," kata Erani.
Dalam pertemuan kemarin siang, ada 26 konglomerat generasi kedua, yakni Garibaldi Thohir, Anindya N Bakrie (Bakrie Group), Muki Hamami (Trakindo Utama), Martin Hartono (PT Djarum), Anthony Pradiptya (Plug and Play), dan Axton Salim (Salim Group).
Selanjutnya Michael Soeryadjaya (Saratoga Investama Sedaya), Michael Widjaja (Sinarmas), Budi Susanto (Alfamart), Arini Sarraswati Subianto (Persada Capital Investama), dan Arif Patrick Rachmat (Triputra Agro Persada).
Lalu ada Arif Suherman (Cineplex), Richard Halim Kusuma (Agung Sedayu Group), Pandu Patria Sjahrir (Toba Bara), John Riady (Lippo Group), Alvin Sariaatmadja (Emtek), Anderson Tanoto (Royal Golden Eagle), serta Yaser Raimi Arifin Panigoro (Medco Group).
(dkp/dnu)