"Menurut kami, baguslah Pak Jokowi kembali mengumpulkan kalangan dunia usaha ya, di tengah lemahnya situasi ekonomi kita saat ini," ujar Ketua DPP PD Jansen Sitindaon, Senin (27/8/2018).
"Semoga pertemuan ini murni untuk tujuan perbaikan ekonomi nasional kita dan ada dampaknya untuk rakyat. Bukan untuk tujuan lain, misalnya yang ada kaitannya politik pilpres yang sudah di depan mata," imbuh Jansen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ini konglomerat muda, bukannya harusnya yang mendampingi Ketua Himpunan Pengusaha Muda, ya," ucap Jansen.
Baca juga: Pesan Jokowi ke Konglomerat Milenial |
Selain itu, Jansen sedikit memberi saran kepada Jokowi soal pihak mana yang seharusnya diutamakan diundang ke Istana. Menurut Jansen, yang paling utama harus diajak bicara oleh Jokowi ialah para pakar ekonomi. Pakar ekonomi penting untuk memberi masukan kepada Presiden bagaimana mengatasi situasi ekonomi yang, menurut Jansen, sudah lampu merah.
"Atau mengundang pakar bencana, misalnya, supaya pemerintah bisa lebih baik dalam menghadapi bencana agar tidak terulang lagi kegagalan dan ketidakmampuan menyelesaikan persoalan bencana asap seperti di Kalimantan, sampai jatuh vonis pengadilannya," saran Jansen.
Dapat diketahui, ada 26 konglomerat generasi kedua, yakni Garibaldi Thohir, Anindya N Bakrie (Bakrie Group), Muki Hamami (Trakindo Utama), Martin Hartono (PT Djarum), Anthony Pradiptya (Plug and Play), dan Axton Salim (Salim Group).
Selanjutnya Michael Soeryadjaya (Saratoga Investama Sedaya), Michael Widjaja (Sinarmas), Budi Susanto (Alfamart), Arini Sarraswati Subianto (Persada Capital Investama), dan Arif Patrick Rachmat (Triputra Agro Persada).
Lalu ada Arif Suherman (Cineplex), Richard Halim Kusuma (Agung Sedayu Group), Pandu Patria Sjahrir (Toba Bara), John Riady (Lippo Group), Alvin Sariaatmadja (Emtek), Anderson tanoto (Royal Golden Eagle), serta Yaser Raimi Arifin Panigoro (Medco Group). (gbr/dhn)