OSO soal #2019GantiPresiden: Belum Kampanye Sudah Lakukan Kebencian

OSO soal #2019GantiPresiden: Belum Kampanye Sudah Lakukan Kebencian

Tsarina Maharani - detikNews
Senin, 27 Agu 2018 14:18 WIB
Ketum Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) (Lamhot Aritonang/detikcom)
Jakarta - Ketum Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) berbicara soal gerakan #2019GantiPresiden. OSO menilai gerakan itu bermuatan kampanye.

"Selama tidak dibumbui kebencian, semua itu sah-sah saja, tapi jangan sekarang. Ini yang belum waktunya campaign sudah melakukan kebencian-kebencian dan mengkoreksi seolah-olah orang sudah berdosa," kata OSO di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/8/2018).


OSO mengibaratkan gerakan ini dengan pengalaman makan. Dia menyebut gerakan #2019GantiPresiden ini ibarat sudah mencicipi makanan enak, tetapi mengabarkan kepada orang lain makanan itu tidak enak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gini, you tadi ada makanan di situ, makan itu enak nggak? Enak. Terus begitu keluar dari situ, you bilang makanan di situ nggak enak, bener nggak itu? Nah, itu yang nggak bener," ujarnya.


Namun OSO tak mau berkomentar lebih jauh soal gerakan #2019GantiPresiden. Ia hanya berharap #2019GantiPresiden mengikuti aturan yang telah ditetapkan KPU.

"Patuhilah keputusan KPU, belum ada dari sudut manapun kiri kanan yang belum ada tidak dibenarkan untuk campaign, apalagi campaign yang berbau fitnah. Nggak boleh," sebut OSO.

Diketahui, sejumlah deklarasi #2019GantiPresiden di beberapa kota mendapat penolakan dari warga setempat. Aktivis gerakan itu, Ahmad Dhani, mendapat penolakan di Surabaya, Minggu (26/8), sedangkan Neno Warisman ditolak di Pekanbaru dan Ratna Sarumpaet mendapat penolakan di Bangka Belitung pada Sabtu (25/8).


Simak Juga 'Massa Pro dan Tolak Deklarasi #2019GantiPresiden Bentrok':

[Gambas:Video 20detik]


OSO soal #2019GantiPresiden: Belum Kampanye Sudah Lakukan Kebencian
(tsa/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads