P3JH adalah para petugas pelayanan umum, namun memiliki kemampuan medis. Terdiri dari 22 petugas yang berasal dari Rumah Sakit Haji, Universitas Islam Negeri yang memiliki prodi kedokteran, serta rumah sakit TNI/POLRI. Untuk tahun ini, anggota P3JH ditetapkan langsung oleh Kemenag berdasarkan persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan.
Perpaduan P3JH bentukan Kemenag dan Tim Gerak Cepat (TGC) Kementerian Kesehatan dianggap dapat bekerja sama terutama saat masa krusial di rute Jamarat-Mina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Khoirizi, P3JH dan TGC dapat bersatu padu terutama saat hari pertama lontar jumrah aqabah. Pejabat eselon II Kemenag ini menjelaskan, tim P3JH dibentuk bukan untuk menyaingi keberadaan TGC.
"P3JH dibentuk untuk melengkapi petugas kesehatan, karena kita menyadari bahwa hari pertama lontar jumrah dan jalur Jamarat-Mina adalah waktu dan tempat krusial," ujar Khoirizi.
Rute jalan kaki yang merentang sepanjang dua hingga empat kilometer antara Jamarat dan perkemahan Mina memang cukup berat terutama bagi jemaah usia lanjut. Pada lempar jumroh hari pertama banyak jemaah yang kelelahan. Mereka ditangani di tempat oleh TGC dan P3JH, ada pula yang diantar oleh tim pelayanan umum lainnya ke klinik kesehatan Indonesia di perkemahan Mina.
"Kita melihat sendiri P3JH, TGC dan petugas perlindungan jemaah serta dibantu unsur lain pontang-panting membopong dan menggendong jemaah kelelahan.Kedepan kalau memungkinkan dan ada alokasi anggaran akan kita tambah personil P3JH," tutur Khoirizi. (fjp/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini