Gerindra Samakan Penghadangan Neno Warisman dengan Rezim Orba

Gerindra Samakan Penghadangan Neno Warisman dengan Rezim Orba

Bagus Prihantoro Nugroho - detikNews
Minggu, 26 Agu 2018 08:16 WIB
Andre Rosiade. Foto: Tsarina Maharani/detikcom
Jakarta - Aktivis Neno Warisman kembali mendapat penghadangan massa, kali ini saat berada di Pekanbaru, Riau. Gerindra menilai penghadangan ini adalah aksi-aksi premanisme.

"Kami prihatin dan mengutuk bahwa ada cara-cara premanisme untuk menghalangi dan menggagalkan acara deklarasi #2019GantiPresiden di Riau," kata anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade kepada detikcom, Minggu (26/8/2018).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Neno dihadang massa saat tiba di Pekanbaru sejak kemarin (25/8) sore hingga tadi malam. Selama lebih dari 6 jam Neno sempat bertahan di dalam mobil BMW putih yang ditumpanginya.

Saat dihadang, Neno kemudian mengaku ada pihak yang terus memaksanya kembali ke bandara. Hingga akhirnya dia diantar oleh aparat untuk kembali ke bandara untuk bertolak dari Pekanbaru.



"Tindakan Polri di Riau, membawa kemunduran demokrasi dan kebebasan berpendapat di depan umum. Untuk itu Kapolri harus mencopot Kapolda Riau. Jangan sampai cara-cara Orba dipakai di zaman Reformasi," ujar Andre.

Andre menyamakan peristiwa ini seperti yang terjadi pada zaman Orde Baru. Menurutnya kepolisian tidak netral dalam kasus ini.

"Kami sangat kecewa terhadap indikasi ketidaknetralan aparat Polri," ujar Andre.

(bag/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads