"Jangan banyak ngomong tuh Fadli Zon, Mardani, Ferry (Ferry Juliantono). Ndak ada yang visioner. Setiap bangsa, setiap zaman, menghadapi ancamannya. Di situlah perlu seorang pemimpin, pemimpin yang visioner, partisipatif. Di situlah visi-misi, kebijakan program, dan aksi akan dinilai oleh rakyat," ujar Aria di Rumah Cemara, Posko Menteng, Jakarta pusat, Kamis (23/8/2018).
"Aksinya, kebijakannya, programnya, ini nggak jelas. Dampak aksi, program, kebijakan, visi, misi, apalagi ideologi. Kita nggak ngerti ini yang mau dikritisi Fadli Zon dan kawan-kawan ini apa," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada satu yang visioner ke depan, walaupun diusung oleh Ma'ruf Amin yang 75 tahun kalau visinya ke depan, ya perspektif. Bukan hanya emak-emak, kan mundur, lucu. Ini yang kita tunggu, narasi-narasi besar oleh Pak Prabowo dan Pak Sandi," ungkapnya.
Selain mengkritik isu yang dibangun Fadli Zon, dia mengkritik isu yang dibangun oleh Mardani Ali Sera. Dia menyebut Mardani hanya mampu membuat isu ganti presiden saja.
"Ini yang lebih penting, yang harus dinarasikan oleh Mardani yang nggak pernah ganti hashtag, hanya ganti presiden saja dari kemarin. Habis itu daging ayam, telur, itu kenaikan temporer. Nanti sebulan lagi harga turun, semua nggak punya lagi topik dia," imbuh dia.
Aria pun menyarankan kepada Prabowo-Sandi untuk membuat program-program cerdas. Dan jangan mengikuti isu atau program yang dibuat Mardani dan Fadli Zon.
"Ini yang saya pikir perlu diimbangi dengan cara yang lebih cerdas karena kita sudah sangat cerdas pemikirannya. Jangan ikuti pemikiran Fadli Zon, Mardani, Ferry yang kedaluwarsa. Harus ada isu yang lebih faktual dan prospektif, imajinasi yang visioner untuk membangun Indonesia ke depan," pungkasnya. (zap/dkp)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
 