"Muslim Indonesia wajib menjadi muslim yang baik. Kualitas keislaman seseorang tidak ditentukan oleh siapa yang jadi presiden dan wapresnya," kata Fahmi, di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Rabu (22/8/2018).
Kendati demikian, Fahmi menyampaikan bahwa sebagai seorang Muslim harus melakukan perbaikan dengan memilih pemimpin sesuai ajaran Islam. Meskipun, pemimpin tersebut tidak menentukan kadar keislaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Fahmi juga mengatakan sebagai seorang Muslim wajib mengingatkan pemimpinnya jika membuat kebijakan yang keliru dan sesat. Seorang Muslim harus berani menyampaikan kebenaran pada penguasa.
"Itulah makna kata Nabi. Sebaik-baiknya jihad adalah menyatakan kebenaran di depan penguasa yang dzalim," kata Fahmi.
Fahmi dalam ceramahnya juga menyampaikan terkait haji dan kurban yang merupakan peninggalan Nabi Ibrahim. Kurban ada untuk menanamkan semangat berkorban jiwa dan raga kita, pikiran dan tenaga kita untuk loyal kepada sang khalik dan nilai-nilai kebenaran dan keadilan yang berlaku.
"Indonesia saat ini seolah-olah kita hidup di lingkaran setan yang tidak pernah terputus. Regenerasi kepemimpinan nasional dari daerah hingga pusat memang terjadi dengan diselenggarakannya pilkada serentak pemilihan legislatif dan pilpres tapi sangat disayangkan birokrasi dan politik yang bersih dan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta kesejahteraan sosial dan hukum yang lebih baik masih jauh dari kenyataan dan jangkauan kita," tuturnya.
Hadir dalam Salat Idul Adha ini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beserta istrinya Fery Farhati, dan ketiga anaknya Ismail Hakim, Kaisar Hakam, dan anak perempuannya Mutiara Annisa. Kemudian hadir juga Sekda DKI Syaifullah dan Wakil Ketua DPRD DKI M Taufik. (mae/rna)