Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi mengatakan, dengan luas wilayah Indonesia yang dua pertiga merupakan lautan, idealnya personel yang dibutuhkan 7.000 orang.
"Dengan luas wilayah Indonesia ini yang dua pertiga lautan kita ini, idealnya punya personel itu 7.000 orang. Sekarang ini kurang-lebih 3.400, jadi masih kurang 50 persennya," kata Syaugi di sela-sela kunjungan kerja di kantor Basarnas Banten, Selasa (21/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menanggulangi kekurangan personel tersebut, pihaknya sudah meminta Presiden menambah personel melalui jalur rekrutmen PNS. Lewat Kementerian PAN-RB, Basarnas mendapat tambahan personel sebanyak 160.
"Kita selama ini dimoratorium untuk mendapatkan ASN, namun tahun yang lalu kita bersurat kepada Presiden lewat MenPAN untuk meminta rekrutmen ASN tersebut. Jadi mereka memberi sejumlah 160, 110 itu rescuer, 50-nya ABK, dan itu kita tidak bisa memilih pemerintah yang menentukan, 10 orang di Natuna 15 di Jakarta misalkan seperti itu," ujarnya.
Ia berharap rekrutmen tersebut dibuka kembali. Itu lantaran personel Basarnas, khususnya rescuer dan ABK, adalah mereka yang mempunyai kualifikasi khusus, seperti profesi guru dan perawat.
"Kami berharap tahun ini dibuka kembali karena rescuer dan ABK ini adalah kualifikasinya khusus, personel Basarnas itu tidak semuanya rescuer, ada bagian administrasi, ada bagian sopir, ada bagian teknisi, ini adalah kualifikasi khusus, sama seperti guru, perawat, itu kan tidak dimoratorium, kan ada terus itu," kata dia.
"Kami minta kepada Bapak Presiden dibuka kembali sehingga kita bisa memenuhi harapan tadi," sambungnya.
Tonton juga video: 'Tekad Kuat Basarnas Cari Korban Kapal Tenggelam di Danau Toba'
(rvk/rvk)











































