Jakarta - Kesedihan mendalam dirasakan kedua orang tua Yenny Ho (21), mahasiswi Bina Nusantara (Binus) yang menjadi korban pembunuhan sadis. Seusai Yenny dimakamkan, kedua orang tuanya tampak
shock, sehingga keduanya terpaksa dipapah saat meninggalkan pemakaman. Yenny Ho dimakamkan di TPU Susukan Budha, Kampung Rambutan, Jakarta Timur, sekitar pukul 12.30 WIB, Minggu (7/8/2005). Ratusan orang mengantarkan kepergian Yenny ke peristirahatan terakhir. Selain kerabat, para teman Yenny dari Binus juga menghadiri pemakaman ini. Hingga pukul 13.30 WIB, para pengunjung masih tampak menaburkan bunga di atas makam Yenny Ho. Sementara orang tua Yenny, Hermawan dan Melani, tampak meninggalkan lokasi pemakaman sekitar pukul 13.20 WIB. Hermawan dan Melani tampak terpukul dengan kejadian. Wajah mereka terbalut kesedihan yang mendalam. Hermawan yang mengenakan pakaian warna putih bercelana biru dan berkacamata tampak kusut. Melani yang mengenakan baju putih dan celana abu-abu juga terlihat sama. Karena kesedihan yang mendalam, sampai-sampai keduanya tidak kuat untuk berjalan kaki saat meninggalkan pemakaman. Akhirnya, keduanya dipapah dan dibantu kerabatnya sejak meninggalkan makam Yenny menuju mobil Daihatsu Taruna yang membawanya. Saat dipapah, ayah Yenny tampak mengucapkan doa dengan menggunakan bahasa Mandarin. Yenny Ho ditemukan tewas di kamar kosnya di Wisma Banyu, Palmerah, Jakarta Barat Kamis, 4 Agustus lalu. Saat jenazah ditemukan, bagian leher Yenny mengalami luka serius, bahkan nyaris putus. Yenny diyakini dibunuh oleh Gareng, penjaga kos dengan dibantu sejumlah orang lain. Polisi terus memburu Gareng.
(asy/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini