"Tapi kembali bahwa kita itu memanage semua ini apalagi terdiri dari banyak partai dengan prinsip harus ada kehati-hatian, bisa dipertanggungjawabkan," kata Djoko di kantor DPP Gerindra, Jalan RM Harsono, Jakarta Selatan, Senin (20/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan aku Jenderal, sudah bikin keputusan, ralat, ralat ya. Kan nggak bagus. Jenderal aku. Walaupun sudah pensiun. Maka harus hati-hati. Benar nggak ini dari sini? Ini usulanya. Kita tanyakan lagi. Setuju semua. Kita kerja dengan prinsip kehati-hatian dengan prinsip bisa dipertanggungjawabkan. Gila lho. Gua kerja pensiunan jenderal, walaupun sudah pensiun, kerjanya tidak bisa dipertanggungjawabkan. Bagaimana lho?" ujar dia.
Naluri prajurit TNI juga yang membuat dirinya menerima tawaran Prabowo sebagai ketua tim pemenangan. Djoko mengatakan dirinya sudah terbiasa untuk bertempur.
"Saya bekas prajurit ditanya sama pak Prabowo, siap nggak pak Djoko. Ya jelas siap. Orang bertempur, menghadapi peluru aja berani," imbuhnya.
Kembali ke soal timses, Djoko mengatakan setiap usulan harus disetujui oleh pimpinan parpol koalisi. Menurut dia, keputusan tak bisa diambil oleh dirinya sendiri.
"Kan saya bilang. Kita nggak umumkan nama-nama kalau belum keputusan. Keputusan itu bukan saya sendiri, oaling saya ngonsep, minta persetujuan pak Prabowo, persetujuan pak SBY, pak Zulhas," imbuhnya.
Selain itu, Djoko juga bicara soal dukungan keluarga terhadap dirinya yang ditunjuk sebagai ketua timses. Menurut dia, keluarganya otomatis mendukung sebab telah menjadi anggota Partai Gerindra.
"Jadi keluarga kita itu keluarga militer, semuanya pasti mendukung. Anak istri saya semua masuk Gerindra juga," ujarnya.
Djoko lantas menyebut satu persatu anggota keluarganya yang masuk Gerindra. Bahkan, salah satu anaknya menjadi anggota DPR RI dari Dapil Yogyakarta.
"Ya iya, istri saya Gerindra, anak saya dua juga Gerindra, yg satu anggota DPR RI Dapil Yogya, dia masa nggak dukung," tuturnya. (knv/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini