"Saya mendengar, ini merupakan kelalaian dari pihak sekolahnya, dan penggunaan senjata itu karena propertinya sudah ada dan untuk menghemat dana. Tapi itu juga tidak dibenarkan. Anak-anak tak bisa diajarkan seolah siap bertempur atau menggunakan kekerasan. Kejadian ini tak boleh terulang lagi," kata Taufik dalam keterangannya Minggu (19/8/2018).
Taufik menilai baik ajakan kepada anak untuk berpawai dalam kegiatan HUT Kemerdekaan RI. Hal tersebut merupakan langkah yang baik untuk mengenang perjuangan para pahlawan. Namun harus dilakukan dengan cara yang mendidik, serta disesuaikan dengan usia dan dunia anak-anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pimpinan DPR RI Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan itu pun mengingatkan pihak terkait untuk mengusut hal itu, dan mendorong kepada aparat keamanan dan pelaku pendidikan, agar kejadian ini tak terulang lagi ke depannya.
Sebelumnya diberitakan, salah satu kelompok peserta pawai budaya di Kota Probolinggo menggunakan atribut yang mengejutkan, yaitu bercadar dan berjubah hitam serta membawa 'senjata'. Pesertanya adalah anak-anak TK dan PAUD.
Ketua Yayasan TK Kartika, Yuliana Tungga Dewi kembali menyampaikan pihaknya meminta maaf atas terjadinya keteledoran sekolah binaannya tersebut.
Istri Dandim 0820 Probolinggo itu juga berterima kasih atas perhatian Mendikbud.
"Dan kami juga ucapkan terima kasih atas bantuan dana dari pak menteri. Insyaallah dana yang diberikan ini akan digunakan untuk menyekolahkan siswa-siswa tidak mampu dengan cara subsidi silang," tandasnya.
Tonton juga video: 'Ada Karnaval TK Bercadar dan 'Bersenjata' di Probolinggo'
(nvl/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini