Sabotase di Gelora Bung Karno dan Asian Games 1962

Sabotase di Gelora Bung Karno dan Asian Games 1962

Sudrajat - detikNews
Sabtu, 18 Agu 2018 18:58 WIB
Gelora Bung Karno (Foto: Fred Dufour/AFP)
Jakarta -

Kekalahan Sriwijaya FC, 3-0 di kandang sendiri, dari Arema pada 21 Juli lalu menjadi tragedi tersendiri. Sebab kekalahan itu membuat ratusan kursi stadion yang akan digunakan untuk laga-laga Asian Games rusak. Padahal kursi-kursi itu dibeli dari Eropa dengan harga mahal. Sepekan berselang, 2 Agustus, giliran sebuah gudang di dekat velodrome Rawamangun terbakar.

Sebagian pihak mengaitkan dua insiden tersebut sebagai upaya sabotase bagi jalannya Asian Games yang dibuka mulai Sabtu (18/8) malam ini. Sabotase serupa pernah terjadi menjelang pelaksanaan Asian Games ke empat pada 1962.

Kala itu, sekitar pukul 18.45 WIB, 23 Oktober 1961, sebuah percikan api berkobar menjilati beberapa bagian bangunan stadion yang sudah setengah jadi. Kerusakan terparah menimpa bagian atap stadion yang belum seluruhnya selesai. Dari perhitungan kasar, kerugian sekitar tiga persen dari total biaya yang telah dikeluarkan. Sementara kerugian dari keseluruhan stadion utama tak lebih dari satu persen.

"Toh begitu, dampak politis dari insiden tersebut tentu tidaklah kecil," kata sejarawan Depdiknas, Amin Rahayu kepada detik.com.

Hal itu dapat dipahami mengingat pemodal utama dan kontraktor pembangunan Gelora Bung Karno saat itu adalah Uni Soveit yang tengah terlibat perang dingin dengan negara-negara Barat. "Karena itu munculnya spekulasi telah terjadi sabotase dalam kebakaran tersebut tak bisa dihindarkan lagi," kata penulis buku Asian Games IV 1962, Motivasi, Capaian, Revolusi Mental, dan Keolahragaan di Indonesia itu.

Akibat kebakaran itu, diperkirakan butuh waktu tambahan sekitar satu setengah bulan untuk menyelesaikan pengerjaan stadion. Irama kerja dan pengamanan lantas ditingkatkan dan diperketat.

Pemerintah membentuk dua komisi untuk mengusut kebakaran tersebut untuk mencari tahu penyebab dan meneliti akibat serta membuat rumusan dan saran terbaik agar pembangunan stadion dapat dilanjutkan dengan cepat sesuai jadwal.

Meski pembangunan stadion berlanjut dan diresmikan, toh soal penyebab kebakaran tak pernah diungkap ke publik. Secara resmi, pemerintah menyatakan kebakaran di stadion sebagai salah penanganan atau kesalahan manusiawi.

Soal kemungkinan unsur sabotase? "...tentu saja pemerintah tidak akan mengatakan demikian. Tetapi indikasi ke arah sana memang nampak sangat jelas," kata Sekretaris Panitia Pelaksana Pembangunan Ashari Danudirdjo kepada media kala itu.

Banyak pihak meragukan Indonesia dapat menjadi tuan rumah Asian Games akibat kebakaran tersebut. The Straits Times yang terbit di Singapura, misalnya, menulis tentang kebakaran itu sebagai awal tak mungkin terwujudnya Asian Games di Jakarta. "Lonceng Kematian Asian Games telah Berdentang di Jakarta."

Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Presiden Asian Games Federation (AGF) lantas mengundang para Executive Committee AGF ke Jakarta pada April 1962. Hasilnya, setelah mendapatkan penjelasan dan meninjau ke lapangan, mereka berkesimpulan tak ada yang perlu dikhawatirkan sebagai dampak kebakaran stadion. Mereka optimistis, pelaksanaan Aisan Games tak perlu ditunda dan tetap sesuai jadwal, 24 Agustus 1962.

The Asia Magazine memuji persiapan berbagai infrastruktur, khususnya stadion utama Senayan. Majalah mingguan yang terbit di Hongkong itu menulis, "..is construction ia a feat unequelled in the annual of sports history in Asia and perhaps in the world..." (Konstruksinya merupakan suatu prestasi yang tak tertandingi dalam sejarah olah raga di Asia dan bahkan di seluruh dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kembali ke kasus perusakan kursi stadion di Jakabaring, Ketua Inasgoc Erick Thohir justru menyatakan rasa syukurnya. Hal itu, kata dia, menjadi semacam pelajaran berharga bagia semua pihak untuk bersikap dan bertindak profesional. "Dimanapun setiap even berskala internasional, semua venue harus steril dua bulan sebelum hari 'H'," kata Erick kepada detikcom.

(jat/jat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads