Ketua Umum Projo Budi Arie menyebut Asian Games merupakan hajatan dan pertaruhan nama baik bangsa dan negara di mata dunia, khususnya Asia. Untuk itu, ia berharap pihak lawan tidak memanfaatkan momen tersebut sebagai intrik dan propaganda demi Pilpres 2019.
"Janganlah momentum ini dijadikan ajang untuk melalukan intrik dan propaganda. Indonesia harus jadi tuan rumah yang baik. Ini nama baik bangsa ini. Janganlah kita merobek-robek dada kita sendiri," ujar Budi Arie dalam keterangannya, Sabtu (18/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sabar saja," kata dia.
Budi Arie menilai di tahun politik cenderung banyak yang dikait-kaitkan. Dia meyakini rakyat tak akan terpengaruh karena itu.
"Memang dalam situasi hari ini, apa pun selalu dikait-kaitkan. Tapi kami menilai rakyat sudah cerdas. Mereka tahu mana yang dibuat-buat dan mana kenyataannya," ujar Budi.
"Setiap kontestan dan timnya dalam Pilpres 2019 harus menawarkan ide segar bagi rakyat," tambah dia.
Budi menilai seharusnya oposisi ikut berkontribusi bagi negara. Sebab, bila tidak, pada akhirnya tidak ada manfaat yang dapat diberikan kepada Indonesia.
"Demokrasi bisa makin berbobot dan berkualitas bila penguasa dan oposisinya berkontribusi. Kalau oposisinya kelasnya hanya nyinyir, demokrasi makin mundur," ujar Budi.
Seperti diketahui, kubu Jokowi-Ma'ruf Amin menyesalkan politisasi matinya obor Asian Games yang dibawa Jokowi. Peristiwa tersebut banyak dijadikan meme dan diviralkan oleh kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di media sosial.
Salah satu yang ikut mempolitisasi obor mati tersebut adalah Ferdinand. Ia juga me-mention soal gempa Lombok, NTB. Menurutnya, melakukan negative campaign di tahun politik adalah hal wajar.
"Narasi politik saya seperti dalam tweet itu adalah masuk dalam narasi negative campaign dan tidak salah. Di tahun politik, bahkan semut berderet pun bisa jadi narasi kampanye," sebut Ferdinand.
Di Tangan Jokowi, Api Obor Asian Games Sempat Mati, Simak Videonya:
(elz/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini