"Banyak pihak yang menyebutkan keputusan saya terkait kebijakan atau pengambilan keputusan selama di pemerintahan, terutama saat memimpin DKI Jakarta, ngasal atau tanpa pertimbangan yang matang," tulis Ahok dalam buku 'Kebijakan Ahok' seperti dikutip detikcom, Kamis (16/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ahok menegaskan kebijakan yang dia ambil tidaklah asal. Dia punya cara cepat ketimbang membaca buku-buku tebal bolak-balik.
"Contohnya, Kota Tua Jakarta. Saya undang para ahli yang paham tata kota, sejarah, dan juga seni, termasuk para profesor. Ada tiga atau empat ahli. Mereka beradu argumen, seolah-olah sedang mengadu ilmu. Dengan begini, saya akan mendapatkan kesimpulan. Ini jauh lebih cepat daripada membaca buku kajian yang begitu tebal," tutur Ahok.
Baca juga: Buku 'Kebijakan Ahok' Dijual Rp 1 Juta |
Ahok memimpin Jakarta setelah Joko Widodo (Jokowi) dilantik menjadi Presiden RI. Dia punya gaya berbeda dari Jokowi untuk memimpin kota megapolitan ini.
"Anda pasti ingat, ketika saya dianggap ngajak ribut DPRD DKI Jakarta soal anggaran. Bahkan sampai mau dibuat hak angket segala. Saya bukan melawan teman-teman anggota DPRD, tapi melawan tindakan curang oknum yang bermain anggaran sehingga muncul anggaran siluman," ungkap dia.
Setelah itu, muncul kebijakan e-budgeting agar oknum yang 'bermain' itu ketahuan. Akhirnya, tulis Ahok, angket yang ditujukan ke dirinya dicabut.
"Banyak bus Metromini yang saya kandangkan karena sopir ugal-ugalan, kondisi kendaraan yang sangat tidak layak, hingga banyaknya masalah manajemen mereka. Saat itu saya digertak dengan demo dan mogok massal yang dilakukan para sopir Metromini. Saya tidak peduli," kata Ahok. (bag/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini