"Pertama, kami berkomitmen untuk bekerja sama mengarusutamakan jalan tengah sebagai prinsip yang membimbingkan perwujudan peradaban dunia yang harus diimplementasikan dalam kehidupan politik, ekonomi, dan sosial budaya," kata Din Syamsuddin selaku Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban, dalam konferensi pers penutupan World Peace Forum ke-7 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Kamis (16/8/2018).
Kedua, para peserta berkomitmen mendorong negara-negara mengambil tanggung jawab dalam membentuk peraturan dan mekanisme bagi implementasi jalan tengah di negara masing-masing. Ketiga, akan mendorong pemuka-pemuka agama untuk menampilkan keteladanan, mempromosikan, dan memimpin implementasi jalan tengah dalam kehidupan masing-masing umat atau masyarakat.
"Keempat, mendorong akademisi, sarjana, untuk melakukan penelitian yang ekstensif, baik, dan benar. Serta mendidik generasi muda tentang jalan tengah," ujar Din.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan komitmen yang keenam, mendorong stakeholders, pemegang saham dari perdamaian dunia ini untuk mengambil prakarsa dengan meluncurkan atau memulai gerakan global dalam pelaksanaan jalan tengah pada masyarakat atau negara masing-masing," lanjut Din.
Din membacakan poin-poin Pesan Jakarta didampingi Pemimpin European Council of Religions Leaders atau Religions for Peace Europe Bishop Gunnar Stalsett, Direktur American Jewish Committee's Departement of Interreligious Affairs Rabbi David Shlomo Rosen, dan Ketua Perhimpunan Majelis Buddha Indonesia Philip K Widjaja.
Turut bersama mereka, tokoh dari Lutheran World Federation Representative Simone Sinn, ilmuwan dari Department of Political Science University of Winconsin Eau Clair Eun Sook Jung, tokoh dari Community of Sant Egidio Valeria Martano, Ketua Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Henriette Tabita Lebang Hutabarat, dan ilmuwan dari Boston University Robert Heffner.
Tonton juga video: 'Jakarta Waspada Pengemis & Gelandangan Jelang Asian Games'
(aud/idh)