"Muhammadiyah adalah 'kakek' kami. Karena pada 5 Januari 1973, PPP didirikan oleh 4 parpol Islam yaitu NU, Parmusi, PSII dan Perti. Sedangkan Parmusi sendiri didirikan 17 Agustus 1967 oleh 16 ormas Islam yang di antaranya adalah Muhammadiyah," kata Rommy, Kamis (16/8/2018).
Maka tidak heran, sambungnya, dalam perkembangannya, PPP selalu menyampaikan aspirasi Muhammadiyah, termasuk untuk mengisi kepemimpinan nasional. Ia mencontohkan, PPP bukan sekali ini saja mencalonkan mantan Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin untuk menjadi calon pemimpin nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2014, Musyawarah Kerja Nasional PPP mengusulkan sejumlah nama untuk diajukan menjadi calon presiden, diantaranya adalah Din, Joko Widodo, dan Jusuf Kalla. Selan itu juga ada nama Hasyim Muzadi, Khofifah Indar parawansyah, Jimly Assiddiqi, dan Isran Noor.
Dia mengaku cukup terkejut kenapa sempat muncul isu yang menyebut PPP menjadikan Din hanya sebagai lucu-lucuan dalam daftar Cawapres Jokowi.
"Tidaklah mungkin PPP meninggalkan Muhammadiyah, apalagi menjadikan mantan ketua umumnya sebagai 'lucu-lucuan'. Apalagi yang sedang kita kerucutkan adalah nominasi orang kedua terpenting dalam protokeler di NKRI," kata Rommy.
Saat mengajukan nama Din ke Jokowi, Rommy menyabut bahwa Din selain tokoh Muhammadiyah juga diterima di banyak kalangan. Din juga pernah dikenal sebagai Ketua wilayah Ikatan Pelajar NU NTB. Maka tidak heran, Din kadang disebut sebagai warga NU yang dipercaya menjadi Ketum Muhammdiyah.
"Beliau sosok cendekiawan lintas iman, itu juga yang saya duga melatari mengapa Prof. Din Syamsudin yang dibisikkan kepada saya, di kantor PP Muhammdiyah untuk diusulkan sebagai Cawapres Pak Jokowi," tambah Rommy.
Rommy menyebut isu lucu-lucuan yang berkembang saat ini hanya mis-interpretasi yang meluas karena kutipan tambahan yang bahkan tidak disampaikan Mahfud MD saat tampil di acara Indonesia Lawyers Club pada 14 Agustus lalu.
Dikatakannya, setelah Mahfud blak-blakan, ada sejumlah kalangan mencoba mengambil manfaat dengan cara mempelintir komentar Mahfud. (idr/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini