Menurutnya, ketika Demokrat bergabung dengan koalisi, Partai yang diketuai SBY itu secara sadar menyatakan dukungan ke Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Masa sudah gabung, terus mau ditendang? Tentu itu bukanlah hal baik yang perlu dilakukan," kata Wasekjen PAN Saleh Daulay saat dihubungi detikcom, Rabu (15/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saleh mengatakan, seharusnya Demokrat mulai memikirkan gagasan untuk memenangi pilpres bersama partai koalisi. Berdebat soal 'mahar' dengan partai koalisi dinilainya akan menguntungkan lawan politik.
"Kalau masih terus berdebat, yang diuntungkan adalah pihak sebelah. Karena itu, jika masih ada ganjalan, sebaiknya dibicarakan secara baik-baik di tingkat internal koalisi," tuturnya.
Lebih lanjut, Saleh juga mengatakan, polemik terkait tudingan duit Rp 500 M diselesaikan secara internal. Komunikasi antar pimpinan partai dirasa perlu dilakukan guna menyelesaikan masalah yang terus panas.
"Saya kira sudah semestinya persoalan ini diselesaikan baik-baik. Apalagi sampai sejauh ini, apa yang dituduhkan belum terbukti. Sementara, Sandi pun masih berkonsultasi dengan KPK dan untuk selanjutnya kepada KPU dan Bawaslu. Komunikasi sebaiknya dilakukan pada tataran pimpinan partai. Dengan begitu, semua masalah dapat dituntaskan dan diselesaikan," katanya.
Sebelumnya, Rachland melalui akun twitternya @RachlanNashidik bicara soal sikap PD yang memilih tetap bertahan di koalisi pendukung Prabowo-Sandiaga. Dia mengatakan partainya tak ingin ingkar janji untuk berjuang memenangkan Prabowo.
"Tapi silakan Gerindra-PKS-PAN, bila tak suka, bujuk lagi Pak Prabowo untuk tendang ke luar Demokrat. Kami dikhianati. Tapi kami tak akan berkhianat. Kenapa? Bukan karena kami malaikat. Tapi karena itu satu-satunya cara untuk membuktikan kami berbeda dari mereka," cuitnya.
Simak Juga 'Dianggap Terlambat Tentukan Koalisi, Ini Kata Parta Demokrat':
(idn/rna)











































