Jalan tersebut dari ujung Jl Sudirman, menuju ke Kampus Universitas Islam Riau (UIR). Kawasan tersebut, diberi nama Taman Makam Pahlawan Kerja.
Di tepi badan jalan, terlihat dengan jelas papan nama, Pemerintah Kota Pekanbaru, Taman Makam Pahlawan Kerja. Makam Pahlawan Kerja ini sengaja dibangun Gubernur Riau kala itu sebagai bentuk penghormatan kepada para pekerja romusa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di komplek makam ini, ada 24 pusara yang berdiri lahan sekitar setengah hektare. Di bagian depan ada halaman parkir dan pos penjagaan. Di sana ada monumen terbuat dari batu.Monumen itu tertulis:
Pahlawan Kerja
Wahai kusuma bangsa
Anda diboyong Jepang penguasa bekerja beker bekerja
Nasibmu dihina
Jasadmu tak kulit terurai tulang
Di sini anda rehat bersama
Tanpa tahu keluarga
Tak ada nama dan upacara
Namun jasamu dikenang bangsa
Andalah pahlawan kerja
Ya allah keharibaanmu kami persembahkan mereka ampunilah
rahmatilah mereka
Simpang Tiga 10 Nopember 1978
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau, RH Soebrantas Siswanto.
"Monumen itu bentuk penghormatan pemerintah kita ke mereka yang menjadi pekerja romusa. Walau kuburan yang ada di makam itu semuanya bukan eks pekerja romusa. Itu masyarakat setempat. Tapi jika ingin dimakamkan (para pekerja atau keluarganya) di sana, pemerintah mempersilahkannya," kata pakar sejarah Riau, Prof Suwardi MS dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (14/8/2018).
Di lokasi komplek makam ini, di bagian belakang dibangunkan monumen lokomotif serta gandengannya. Lokomotif diletakkan di atas pondasi setinggi dua meter. Lokomotif itu bewarna hitam dengan gandengannya untuk mengangkut batubara.
"Lokomatif dan gandengan itu salah satu sisa bukti sejarah perkeretaapian di Riau ini," kata Suwardi.
Tonton juga video: 'Menelusuri Jejak Jembatan, Jalur, dan Stasiun Rel Peninggalan Belanda'
(cha/asp)











































