"Kampanye keselamatan transportasi keselamatan itu penting sekali. Di jalan angkanya (kecelakaan) sangat siginifikan. Kecelakaan jadi pembunuh nomor dua di dunia, dan 80 persen (korban) adalah usia muda," kata Budi saat Sosialisasi Keselamatan Transportasi di Semarang, Minggu (12/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dipaparkannya, Jawa Timur menyumbang angka kecelakaan tertinggi dengan 8.835 kasus, kemudian disusul Jawa Tengah 5.815 kasus, Jawa Barat 2.952 kasus, Sulawesi Selatan 2.610 kasus, dan Sumatera Utara 2.493 kasus.
Lanjut Budi, kecelakaan sepeda motor sendiri banyak diakibatkan karena perilaku pengendara, salah satunya ngebut di jalan. Kemudian disusul ketidakpatuhan pada alat keselamatan seperti penggunaan helm.
"Kalau sayangi nyawa, kurangi kecepatan. Jangan ngebut. Korban kecelakaan lalu lintas mayoritas dari usia produktif dan potensial," ujar mantan Dirut PT Angkasa Pura II.
Sementara dari sisi usia, sambungnya, kecelakaan paling banyak yakni yang melibatkan usia muda dari 20 hingga 29 tahun dengan 13.441 kasus pada tahun 2017, dan sebanyak 14.214 kasus di tahun 2016.
"Pengurangan 5 persen dari kecepatan rata-rata kendaraan dapat mengurangi 30 persen kecelakaan lalu lintas fatal. Di 47 negara di dunia mengimplementasikan batas kecepatan di wilayah perkotaan kurang dari 50 km per jam dan mengizinkan pemerintah daerah untuk atur pengurangan batas kecepatan sesuai kebutuhan masing-masing," papar Budi. (mul/mul)