Pilihan Jokowi jatuh pada KH Ma'ruf Amin. Namun Mahfud tak bersedih.
"Saya tidak kecewa, ya. Kaget saja," kata Mahfud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keterkejutan Mahfud bukan tanpa alasan. Dia merasa dihubungi Istana malam sebelumnya untuk bersiap, bahkan sampai Mahfud menjahitkan kemeja warna putih, busana khas Jokowi.
Mahfud legawa setelah akhirnya bertemu dengan Jokowi langsung. Dia memahami posisi Jokowi yang pada akhirnya menggandeng Ma'ruf.
"Saya sudah ketemu Pak Jokowi, saya katakan saya maklum. Seumpama saya jadi Pak Jokowi, saya akan melakukan hal yang sama karena kan situasinya ini politik, permainan politik. Dan di dalam permainan politik, segala sesuatu bisa terjadi," kata Mahfud.
Bagi Mahfud, keselamatan negara lebih penting ketimbang urusan cawapres. Bahkan Mahfud pun membesarkan hati Jokowi.
"Saya katakan, Pak Jokowi nggak usah merasa bersalah atau apa. Saya bilang nggak usah, wong saya pun tidak apa," tutur Mahfud.
Pengumuman nama Ma'ruf sebagai cawapres disampaikan Jokowi langsung pada Kamis (9/8). Kabar itu cukup mengejutkan publik lantaran sedari pagi nama Mahfud yang kencang berembus sebagai pendamping Jokowi.
Jokowi dan Ma'ruf pun sudah resmi mendaftarkan diri sebagai bakal capres dan cawapres melawan duet Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Rivalitas Jokowi dan Prabowo pada Pemilu 2014 pun terulang, meski dengan pendamping beda. (dhn/dnu)