Antrean berjubel itu terjadi di waktu sebelum dan sesudah salat. Gelombang jemaah berduyun-duyun masuk dan keluar dalam kondisi berdesak-desakan.
Baca juga: Arafah Bersiap Menyambut Jemaah Haji |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi datangnya lebih awal. Setelah salat juga jangan langsung keluar. Itu pasti berdesak-desakan," ujar Sri di kantor Daker Mekah, Syisyah, Jumat (10/8/2018).
Sri yang juga menjabat sebagai direktur layanan haji luar negeri Kemenag ini menyarankan jemaah untuk mengisi waktu setelah salat dengan berzikir. Kesempatan untuk salat dan berzikir di Masjidil Haram merupakan kesempatan yang langka.
"Di dalam masjid banyak-banyak berzikir dan mengingat Allah. Setelah berzikir dan kira-kira sudah tak begitu padat, baru keluar masjid," ujar Sri.
Bisa Bawa Bekal
Namun jemaah juga diingatkan, selagi berlama-lama di Masjidil Haram juga tetap memperhatikan kondisi tubuh. Apabila jemaah telat makan, ditambah diterpa panas di Arab Saudi yang mencapai 44 derajat celcius, jemaah bisa langsung drop.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Nirwan Satria mengimbau agar jemaah membawa bekal. Bekal makanan ini bisa dikonsumsi sesaat setelah berada di luar masjid.
Dengan begitu, jemaah setidaknya memiliki energi yang cukup untuk menempuh perjalanan ke terminal bus yang menghubungkan ke pemondokan.
"Makanya saya imbau, bisa bawa bekal. Ke belakang makan. Kalau nggak bisa makan ini, ya kurma," tutur Nirwan.
Simak Juga 'Suasana Masjidil Haram Sebelum Jemaah Haji Datang':
(fjp/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini