Awalnya, Ma'ruf mengatakan sore kemarin dirinya sedang berada di kantor MUI. Dia sedang mengurus bantuan untuk korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), kala itu.
"Bahkan ketika kemarin sore saya biasa saja di MUI, dana, mengumpulkan dana untuk Lombok, terus Pak Rommy telepon saya," ujar Ma'ruf di kantor PPP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Jumat (10/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ma'ruf kemudian ditelepon oleh Ketum PP Romahurmuziy. Dia disuruh bersiap-siap karena akan ditunjuk menjadi cawapres Jokowi.
"Mulai bertemu jam 4 saya disuruh datang ke satu tempat katanya sudah mengarah ke Mahfud, 'Nggak, ini ada arah baru,' katanya muter. Setengah lima Pak Rommy menelepon saya. Jam 5 Bu Mega menelepon saya," ujar dia.
Ma'ruf mengaku dirinya lebih enak berada di jalur dakwah. Namun, apabila negara memanggil, Ma'ruf mengaku siap.
"Saya kan sudah mengatakan saya enak di jalur ini, tetapi kalau negara membutuhkan saya, siap saya," imbuh dia.
Lebih jauh, Ma'ruf mengatakan dirinya tak mempunyai keinginan menjadi cawapres. Ma'ruf sedari kecil disuruh menjadi seorang kiai.
"Saya memang tidak pernah berniat, berharap menginginkan, berangan-angan untuk menjadi wakil presiden. Saya itu disuruh jadi kiai. Keluarga saya itu disuruh jadi kiai," ucap dia.
Tonton juga video 'Jokowi: Demokrasi Bukan Perang dan Permusuhan'
(knv/rna)











































