Ketum PAN: Ada Dinamika Baru, Hari-hari akan Panjang

Ketum PAN: Ada Dinamika Baru, Hari-hari akan Panjang

Marlinda Oktavia Erwanti - detikNews
Rabu, 08 Agu 2018 23:33 WIB
Ketum PAN Zulkifli Hasan (Lamhot Aritonang/detikcom)
Jakarta - Koalisi Prabowo Subianto tampaknya masih perlu waktu untuk melakukan konsolidasi. Bila awalnya disebut nama cawapres Ketum Gerindra itu ditargetkan diputuskan malam ini, tampaknya pembahasan masih akan terus berlanjut.

"Sekarang yang penting itu soal koalisi, ya. Ini kan detik-detik akhir, ini perkembangannya menarik. Lagi kita ikuti, perkembangannya dinamis," ujar Ketum PAN Zulkifli Hasan setelah bertemu dengan Prabowo di kediamannya, Jl Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (8/8/2018).

Zulkifli tak menampik ada hambatan dalam koalisi Prabowo. Dia menilai pembahasan akan memerlukan waktu lebih panjang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada dinamis, perkembangan baru. Nah, oleh karena itu, menarik. Kita ikuti saja perkembangan. Hari-hari ini kelihatannya akan panjang, ya. Nggak 24 jam, mungkin 48 jam, nih," kata Zulkifli.


Ketua MPR itu pun mengingatkan, hingga saat ini belum ada partai yang benar-benar resmi mengeluarkan dukungan ke capres. Sebab, menurut Zulkifli, belum ada dokumen resmi.

"Karena kan terus terang, kalau mau jujur, belum ada satu partai pun yang mengeluarkan surat," sebutnya.

Zulkifli juga menanggapi soal Demokrat yang memberikan pernyataan panas soal Prabowo. Dia menyebut itu bukan berarti koalisi Prabowo pecah.

"Ini bukan cerai, nggak cerai, tapi dinamis," tutur Zulkifli.

[Gambas:Video 20detik]



Sebelumnya diberitakan, Wasekjen Partai Demokrat (PD) Andi Arief berang terhadap Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Dia menuding eks Danjen Kopassus itu dengan sebutan jenderal kardus.

"Prabowo ternyata kardus. Malam ini kami menolak kedatangannya ke Kuningan. Bahkan keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. Jenderal kardus," kata Andi Arief, Rabu (8/8).

Dia juga menuding Prabowo mementingkan uang pada Pilpres 2019 ketimbang perjuangan. Andi Arief membawa-bawa nama Sandiaga Uno.

"Di luar dugaan kami, ternyata Prabowo mementingkan uang ketimbang jalan perjuangan yang benar. Sandi Uno yang sanggup membayar PAN dan PKS masing-masing Rp 500 M menjadi pilihannya untuk cawapres," sebut Andi Arief.


Ketum PAN: Ada Dinamika Baru, Hari-hari akan Panjang
(elz/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads