Dituding Jual NU, PKB: Yang Dijual Apa Ya?

Dituding Jual NU, PKB: Yang Dijual Apa Ya?

Nur Azizah Rizki - detikNews
Rabu, 08 Agu 2018 23:17 WIB
Abdul Kadir Karding (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Alissa Qotrunnada Munawaroh atau Alissa Wahid, menyebut PKB era Muhaimin Iskandar menjual-jual NU demi Pilpres 2019. PKB membantah tudingan itu.

"Oh nggak, PKB itu dilahirkan dan didirikan oleh Nahdlatul Ulama. Sejarahnya jelas dan kenapa PKB dilahirkan? Memperjuangkan NU, memperjuangkan Islam Ahlussunah Wal Jamaah, selain NKRI dan kesejahteraan. Jadi nggak ada ininya, nggak ada basis argumennya," kata Sekjen PKB Abdul Kadir Karding di kantor DPP PKB, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (8/8/2018).


Karding kemudian mempertanyakan apa yang hendak dijual PKB. Dia menyebut semua kader sudah dewasa dan memiliki integritas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang dijual apa ya, pengurus PBNU itu sudah pada dewasa, mereka juga bukan anak kecil, yang gampang dijual, yang gampang dipingpong, nggak. Mereka orang-orang hebat, punya kapasitas, bahkan kiai-kiai punya integritas," sambungnya.

Karding juga berkeberatan bila PKB era Muhaimin alias Cak Imin disebut melenceng dari semangat Gus Dur. Menurutnya, PKB justru malah terus menebarkan ajaran Gus Dur.

"Ukurannya apa, nggak ada. Kita justru di PKB ini senantiasa mendorong, mengajarkan ajaran-ajaran Gus Dur. Kami ini bekerja keras agar ajaran, nilai-nilai perjuangan, ideologi, sikap-sikap politik maupun sosial keagamaan Gus Dur juga kita dakwahkan terus-menerus," terangnya.


Sindiran putri ke-4 Gus Dur itu disampaikan lewat akun Twitter resminya @AlissaWahid. Allisa mengaku bingung terhadap sikap PKB saat ini. Alissa menyebut PKB era Cak Imin melenceng dari semangat Gus Dur. Menurutnya, PKB saat ini haus kekuasaan.

"PKB 2018 ini gimana tho ya. Dulu enteng saja jualan nama Gus Dur, sekarang jualan NU. Sedih. Gus Dur dulu bikin partai ini untuk umat, bukan untuk rebutan kekuasaan," sebut Alissa. (ams/elz)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads