"Ya ini memang strategi ya, memang (strategi yang) harus diikuti jadinya. Karena begini, yang pertama kalau dari hasil survei itu (diskusi) kedai KOPI, terutama agama ini menjadi pertimbangan," kata Hendri ketika dihubungi detikcom, Rabu (8/8/2018).
"Kedua, pada saat ditanya persepsi publik tentang Prabowo dan Jokowi, itu dua-duanya dianggap belum memiliki tingkat relijiusitas yang tinggi, dianggapnya tingkat salehnya belum tinggi," ujar Hendri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendri berharap strategi ini menjadi pilihan tepat bagi para kandidat capres. Pandangan Hendri, kemunculan tren cawapres dari kalangan ulama adalah hal yang sah-sah saja karena setiap momen pilpres memiliki warna sendiri.
"Nah (cawapres dari kalangan ulama) ini mudah-mudahan biar bisa menjadi strategi yang tepat. Tapi memang tren pilpres itu kan berbeda-beda tiap tahun. Zamannya SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) beda, zamannya Mega (Megawati Soekarnoputri) beda, zamannya jokowi juga beda. Jokowi 2014 sama yang sekarang kan juga beda," tutur dia.
Baca juga: Pertemuan Prabowo-SBY Bahas Cawapres |
Tonton juga video: 'KPU Minta Paslon Daftar Pilpres Sebelum 'Injury Time''
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini