"Masyarakat Paniai sangat merindukan pembangunan baik secara fisik dan material. Pemerintah harus punya daya juang tinggi mulai dari pemerintah pusat sampai kabupaten," kata Kabag SDA dan Energi Setda Kabupaten Paniai, Yosan Pigome, kepada detikcom di Paniai, Papua, Minggu (5/8/2018).
Menurut Yosan banyak hal menjadi kendala masih tertinggalnya kabupaten ini. Salah satunya karena terganggunya stabilitas keamanan akibat keberadaan kelompok separatis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masalah lainnya yang masih lekat dengan ketertinggalan Paniai adalah budaya, ketidakterbukaan kepala suku.
"Harus ada pendekatan oleh pemerintah dan tokoh agama harus berperan penting. Selama ini kepala suku belum buka diri, ada hubungan yang putus, harus ada pendekatan. Ada yang belum turun hanya bicara saja," sambung dia.
Oleh karena itu, dia menyambut baik adanya program Ekspedisi Papua Terang. Yosan meyakini program ini akan didukung penuh warganya.
"Program Papua Terang ini pasti aman karena kita membutuhkan penerangan, saya yakin," tutup dia.
Sebagai informasi, Program Ekspedisi Papua Terang yang diisi oleh 500 tenaga ahli LAPAN, mahasiswa, TNI AD, dan relawan lainnya.
Sejak kemarin hingga hari ini, para sukarelawan itu terbang ke 5 titik di Papua dan Papua Barat yaitu Jayapura, Wamena, Timika, Nabire, dan Marauke.
Selama sebulan lebih mereka akan bekerja mencari potensi listrik yang bisa menerangi desa yang masih gelap. Bahkan 5 universitas seperti UI, ITB, UGM, Uncen, dan ITS akan berkontribusi menjalankan survei data desa, survei potensi energi baru dan terbarukan, serta survei pembangunan kelistrikan Papua. Hasil ini akan menjadi masukan bagi PLN untuk membangun listrik di wilayah tersebut.
Tonton juga video: 'Nasib Subsidi Listrik yang Bebani Negara'