"Pastikan tampilan dan bau masakan masih segar," kata Kepala Bidang Katering PPIH Arab Saudi Ahmad Abdullah di Kantor Daker Mekah, Syisyah pada Sabtu (4/8/2018) malam.
Abdullah mengatakan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) tak dapat memastikan dan menjamin higienitas makanan di luar jatah katering yang dibagikan. Untuk itu kepekaan jemaah haji terhadap makanan jajanan mutlak diperkukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jemaah harus pintar-pintar memilih," ujar Abdullah.
Pada penyelenggaraan haji tahun ini, jamaah haji Indonesia mendapatkan jatah 40 kali makan saat berada di Mekah. Bertambah 15 kali dari jumlah jatah makan tahun lalu. Menu dalam satu hari dipastikan berbeda.
Semua makanan disajikan dengan cita rasa Indonesia. Bumbu yang digunakan berasal dari Indonesia. Sebelum dibagikan, kelayakan makanan dinilai terlebih dahulu oleh tim tata boga yang berasal dari Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis mengatakan variasi makanan ini diharapkan meningkatkan nafsu makan jamaah. Makanan jamaah di Madinah, Jeddah, dan Makkah, tidak berbeda.
Pada tahun sebelumnya, jamaah haji di Makkah tidak mendapatkan minuman. Kemudian jamaah di tempat lain tidak mendapatkan roti. "Tahun ini semuanya sama. Makanan yang diperoleh jamaah di semua tempat seragam," kata Sri. (fjp/dhn)











































