Menurut pencatatan yang dilakukan oleh para petugas penerima kedatangan Bandara KAA Jeddah, Jemaah yang mayoritas tidak berihram dari embarkasi teridentifikasi dari dua embarkasi, Makassar (UPG) dan Palembang (PLM). Kepada Daerah Kerja Airport Arsyad Hidayat terus meminta Jemaah mematuhi himbauan tersebut.
"Dengan semakin dekatnya puncak kedatangan jemaah haji di bandara jeddah, tidak ada pilihan lain bagi jemaah Indonesia harus sudah menggunakan ihram semenjak dari tanah air," kata Arsyad di Jeddah, Minggu (5/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arsyad pun sempat menerima teguran dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi atas kejadian ini, karena proses pemberangkatan Jemaah haji ke Makkah menjadi lebih lama. Sedangkan ruang tunggu Jemaah harus bergantian dengan Jemaah lain yang baru datang.
"Beberapa kali Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menegur Daker Airport karena dianggap terlalu lama mentransitkan jemaah di plaza bandara King Abdul Aziz Jeddah," ujarnya.
Seperti hari sebelumnya, pada Ahad (5/8) pagi juga dilaporkan kedatangan Jemaah yang mayoritas tidak berihram. Mereka tergabung dalam kloter asal UPG-22 dan PLM-13 yang seluruh Jemaahnya belum berihram.
"Khusus untuk 2 embarkasi UPG dan PLM kami mohon perhatian khusus berdasarkan pantauan para petugas di lapangan 90%-100% belum menggunakan kain ihram," tegas Arsyad.
Berdasarkan pencatatan dan pengamatan lapangan, jemaah asal embarkasi JKG dan JKS sudah lebih baik karena hampir seluruh jemaahnya telah berihram. Sedangkan jemaah asal embarkasi Surabaya sebagian besar jemaahnya juga telah mematuhi himbauan ini.
Khusus jemaah asal embarkasi Solo sejak kedatangan gelombang kedua menjadi embarkasi yang paling konsisten karena jemaah telah berihram seluruhnya. (fua/rvk)