Menurut Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, kondisi Daerah Tangkapan Air (DTA) danau Sentani semakin menurun. Salah satu penyebabnya adalah penduduk di sekitar danau yang semakin banyak, sehingga limbah domestik semakin banyak pula yang masuk ke danau tersebut. Seiring dengan kampanye Kendalikan Sampah Plastik, Vivien mengapresiasi kondisi danau Sentani yang cukup baik.
"Apresiasi terhadap sedikitnya sampah plastik di danau Sentani, namun limbah domestik yang masuk ke danau Sentani masih tetap menjadi perhatian. Kajian daya dukung dan daya tampung danau diperlukan untuk pengelolaan kedepannya", ujar Vivien dalam keterangan tertulis, Jumat (3/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Danau Sentani memiliki kekayaan biota air tawar, diantaranya adalah spesies ikan air tawar endemik, yaitu Ikan Gabus Danau Sentani (oxyeleotris heterodon), Ikan Pelangi Sentani (chilatherina sentaniensis), Ikan Pelangi Merah (glossolepis incisus) dan Hiu Gergaji (pristis microdon).
Direktur Perbenihan Tanaman Hutan, Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) KLHK, Mintarjo menyatakan bahwa Danau Sentani termasuk salah satu dari 15 danau prioritas di Indonesia. Dalam rangka pengelolaan danau tersebut akan disusun Rencana Pengelolaan Danau Sentani.
"Direktorat Jenderal PDASHL melalui UPT Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Memberamo akan menyusun Rencana Pengelolaan Danau Sentani bersama para pihak untuk pengelolaan danau Sentani secara terpadu sehinga pemanfaatannya menjadi optimum," tegas Mintarjo.
Baca juga: Melihat Dam Pengendali Sedimen Danau Sentani |
Tonton juga video: 'Sadarkan Masyarakat, KLHK Buat Program 3 Bulan Bebersih Sampah'
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini