"Kaus itu dikasih waktu itu sudah lama, sudah lama. (Kalau sepatu) beli sudah lama, sepatu saya, murah, bukan kelas-kelas merek Louis Vuitton (LV) atau apa," kata Karding saat dimintai tanggapan detikcom, Kamis (2/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ngak tahu harganya berapa, kita nggak tahu, harganya masing-masing, sendiri-sendiri, saya nggak ngerti, saya nggak tanya satu-satu, kira-kira harga sepatunya berapa, saya kira biasa aja," ujarnya.
Karding mengatakan busana yang dipakai para sekjen saat bertemu Jokowi itu memiliki makna. Mereka disebut ingin menunjukkan tentang politik yang menggembirakan.
"Itu kan sepakat bersama sekjen pakai kaus saja, biar santai, kalau perlu pakai jeans aja, casual, ayo kita itu. Tujuan kita sebenarnya bahwa yang satu politik ini nggak terlalu serius, nggak terlalu formal," imbuhnya.
Selain itu, pertemuan itu juga ingin menunjukkan citra Istana yang terbuka bagi kaum milenial.
Baca juga: Pesan Politik Sneakers Jokowi |
"Kedua, kita rileks, Istana itu bukan tempat yang menakutkan bagi anak-anak milenial, sebatas sesuai dengan kepatutan dan kepantasan, oke dan ternyata pak Jokowi nggak ada masalah," tuturnya.
Sebelumnya, setelan Jokowi dan 9 sekjen koalisi dibanding-bandingkan dengan busana pertemuan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan PAN-PKS serta perwakilan PA 212.
Menurut Habiburokhman, gaya T-shirt dan sneakers koalisi Jokowi belum tentu sederhana karena ada busana demikian dengan harga yang mahal. Sementara itu, batik dan sepatu formal seperti yang dipakai Prabowo dan ketum parpol koalisi juga belum tentu mahal.
"Pakai sneakers disebut sederhana? Coba cek: Bally Rp 7 juta, Nike bisa Rp 3 juta, Adidas bisa Rp 2,5 juta. Sepatu formal mahal? Bata ada yang Rp 500 ribu, Florsheim bisa Rp 1,5 juta," kata Habiburokhman lewat Twitter.
Tonton juga video: 'Pengamat Politik: PKB Kunci Poros Ketiga'
(knv/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini